Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kompasiana, dari Maya Jadi Nyata

9 Agustus 2022   15:22 Diperbarui: 9 Agustus 2022   16:50 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilihan sulit.  Ya, sering kali kita berhadapan pada pilihan sulit untuk memilih. Namun, tidak akan menjadi sulit bila mengerti apa yang harus dipilih. 

Ketika dapat undangan dari Bu Roselina untuk hadir pada Senin, 8 Agustus 2022. Pukul 18.00 WIB pula. Rasanya sulit untuk bisa hadir. 

Karena Senin adalah awal pekan, sementara pukul tujuh malam saya baru selesai kerja. 

Pak Tjiptadinata Effendi
Pak Tjiptadinata Effendi

Bagaimana ini? 

Kalau mau izin mendadak pasti sulit. Kalau memaksakan datang pasti terlambat dan tidak enak hati. 

Biasanya ada istilah daripada terlambat lebih baik tidak sama sekali. 

Dokpri 
Dokpri 

Sementara ini merupakan undangan sahabat dari jauh. Datang belum tentu setahun sekali. Saya tentu mesti datang. 

Bagaimana boleh mengingkari janji? 

Merpati saja tak pernah ingkar janji. 

Terpikir biar istri dan  anak anak saja "dikorbankan" untuk hadir dahulu. Saya datang terlambat tidak apa. Karena sudah ada yang mewakilkan. 

Jadi pilihannya, lebih baik datang terlambat yang penting bisa datang. 

Beruntung saya mendapat kesempatan tidak berangkat setelah selesai kerja. Pukul 17.30 saya bisa mulai jalan, sehingga bisa bareng istri dan anak. 

Walaupun memang tetap terlambat. Tahu sendiri jalanan seperti apa jam sekian. 

Terlambat tidak apa, yang penting bisa bertemu dan memenuhi janji. Terlambat juga tidak sampai terlambat amat. 

Dokpri 
Dokpri 

Bukan  hanya dengan Pak Tjipta dan Bu Lina yang sudah serasa saudara, tetapi bertemu juga dengan Pak Tonny Syiariel dan istri, ponakan Pak Tjipta, dan adik Bu Lina. 

Selain itu dapat hadiah istimewa pula dari Pak Tjipta, Bu Lina, dan Pak Tonny tentunya. 

Boleh dibilang jalinan pertemanan di dunia maya bukan sekadar omong kosong bagai angin lalu. Ada wujud nyata pada suatu waktu. 

Ada beberapa walau tidak lagi aktif di Kompasiana tetap masih menjalin hubungan. Setiap hari masih saling menyapa. 

Ada juga yang dari dunia maya bertemu secara nyata. Bukan hanya sekali, tetapi sudah sampai berkali-kali. 

Seperti dengan Pak Tjipta dan Bu Lina ini yang demikian baik. Tiada dusta dalam menjalin persahabatan.  Ada perasaan bersalah bila sampai tak bisa hadir ketika diundang. 

Sama juga dengan Pak Tonny yang tak kalah dengan Andrie Wongso ketka memberikan motivasi kepada anak saya. 

Dari dunia maya bernama Kompasiana menjalin asa menjadi nyata bersambung dengan kata-kata bermakna menuntun kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun