Â
Kegenitan bermedia sosial memang acap kali menimbulkan masalah. Hal ini akan terjadi bila tidak menyikapinya dengan bijaksana. Bukan sekali dua kali kita menyaksikan kejadian kericuhan yang terjadi karena apa yang tidak layak dan pantas pun diunggah di media sosial.
Apa selanjutnya yang terjadi? Minta maaf atau membela diri dengan segala omong kosong.
Roy Suryo kembali menjadi berita di media sosial dengan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang yang dianggap berpendidikan.Â
Soal sosok ini tentu banyak orang sudah mengetahuinya siapa beliau. Tak heran banyak yang menyesalkan apa yang terjadi.Â
Namun, itulah yang terjadi akibat  kegenitan bermedia sosial. Nafsu keinginan mendahului akal sehat. Ketaksukaan menutupi kebijaksanaan. Ketakmengertian menyebabkan kebencian.Â
Zaman sekarang tidak muda atau tua. Yang berpendidikan rendah ataupun tinggi. Bahkan tokoh publik yang sejatinya menjadi teladan justru membanjiri media sosial dengan segala aktivitas yang kadang tidak perlu. Bahkan menimbulkan perang kata.
Seperti apa yang dilakukan oleh Boy Suryo atau tokoh lainnya. Tentu kita yang aktif bermedia sosial mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi pelakunya selama ini.
Sore itu saya menonton acara televisi yang menampilkan Roy Suryo dan beberapa tokoh lainnya. Pada kesempatan itu, Roy selain meminta maaf juga sibuk memberikan pembelaan atas apa yang dilakukan.Â
Sepertinya layaknya orang yang sudah melakukan kesalahan, lantas minta maaf, tetapi dengan bumbu omong kosong.Â
Alasannya mengunggah meme stupa Candi Borobudur dengan wajah mirip Presiden Jokowi sebagai bentuk kritik kepada pemerintah sungguh menggelikan.