Bukan sekadar merasakan, tetapi mudah berempati dengan mengulurkan tangan dengan sepenuh hati.Â
Bila manusia tak lagi memiliki kecerdasan perasaan ini, maka hanya keegoisan yang menguasai. Namun. merasakan nyaman dengan kesenangan hidupnya sendiri, walaupun di sekitarnya ada yang kelaparan terjadi.Â
Karena akan berpikir itu bukan urusannya. Semua itu salah mereka. Tidak rajin atau malas bekerja. Jadi sudah sewajarnya kalau mereka hidup susah. Apa peduli saya?Â
Begitulah bila kepintaran yang menjadi tuan manusia, keegoan yang berkuasa. Perasaan pun membeku dalam tega.Â
Kecerdasan Rohani
Memiliki kepintaran dan perasaan mesti melengkapi dengan kecerdasan rohani. Karena tanpa kecerdasan rohani  akan mudah lupa diri.Â
Inilah penyakit manusia sepanjang masa yang tak dapat dipungkiri. Jarang yang bisa melampaui. Karena sering kali tanpa sadar terjadi. Bahkan sudah jatuh dalam kesombongan pun masih merasa diri manusia yang rendah hati.Â
Kesombongan memang pandai bersembunyi dengan topeng kebaikan yang susah  terdeteksi.Â
Jadi baik dan pintar dalam hal kerohanian pun masih belum menjamin tidak jatuh dalam tinggi hati. Oleh sebab itu adalah penting memiliki kecerdasan dalam hal rohani.Â
Benar-benar dapat bersikap rendah hati bahwa apa yang dimiliki dan dilakukan semata karena Kuasa Sang Ilahi.Â
Bisa membedakan urusan dengan bijaksana. Tidak dengan pengertian sendiri, tetapi selalu berintrospeksi dan mendengarkan suara nurani.Â