Bukan dapat menulis berapa  banyak kata, tetapi dapat berapa banyak bermanfaat kata-kata yang ada.Â
Acap kali diam-diam saya merasa malu sendiri bila ada yang memuji saya produktif dalam menulis. Padahal kenyataan tidak demikian.Â
Karena yang tahu kebenaran adalah diri sendiri. Justru selama ini saya lebih banyak iri kepada mereka yang begitu mudah menyelesaikan banyak  tulisan.Â
Bahkan pernah  ada teman penulis meledek saya  karena hanya bisa menulis pendek-pendek. Sementara beliau sekali duduk saja bisa menyelesaikan puluhan halaman tulisan. Buat saya mungkin perlu waktu  sebulan.Â
Untuk satu tulisan saja jarang bisa  saya selesaikan dalam sekali duduk. Ada yang malah sekali duduk cuma menulis judulnya. Seperti yang ada di draf saat ini ada yang hanya saya tulis "Kipas Angin", "Printer Rusak", "Sampah" dll.Â
Kadang di bawah pohon saat berhenti hanya dapat menulis satu paragraf. Tidak heran untuk sampai selesai harus berkali-kali buka telepon pintar.Â
Bahkan kadang sedang bermesraan dengan istri harus berhenti sebentar karena tiba-tiba ada ide. Cukup tulis beberapa kata, lalu lanjutkan lagi bermesraan.Â
Karena pengalaman mengajarkan apabila kata-kata yang spontan muncul itu tidak mencatat dengan langsung  akan susah menemukan lagi. Hilang entah ke mana.Â
Sebenarnya saya sendiri tidak ada target harus menulis berapa atau apa dalam sehari. Apabila ada ide langsung tulis, walaupun hanya berupa judul.Â
Saat tidak ada ide pun bisa menulis. Misalnya cukup menulis: hari ini tidak ada ide daripada bengong saya mau menulis saja. Bahwa sebagai penulis tidak ada ide itu atau kehilangan kata-kata untuk dieja sangat membuat tersiksa. Bagai kehilangan kekasih saja dst.Â
Masalahnya itu, hanya menulis beberapa kalimat. Tidak sampai selesai satu artikel.Â