Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Virus Korona (Tak) Mau Pergi agar Semakin Tahu Diri

23 Juni 2021   23:06 Diperbarui: 23 Juni 2021   23:15 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Apa yang akan terjadi lagi? 

Kematian sudah terlalu akrab setiap hari sehingga beritanya  pun tak bikin ngeri. 

Hari, minggu, bulan, dan tahun telah dilalui, pandemi ini tetap ada dan tak mau pergi. 

Terlalu banyak sudah terbuang energi, masih ada yang tetap takpeduli. 

Hari-hari ini virus korona merajalela kembali, sungguh pahit menerima kenyataan  ini. 

Tekanan hidup semakin menguras pikiran dan hati, lelah sudah tak terkira lagi. 

Taktahu lagi harus menyalahkan siapa atas semua kondisi yang terjadi.

Bencana yang datang bertubi-tubi, nyatanya tak menyadarkan semua anak manusia hidup tahu diri. Tetap masih  memilih hidup semaunya sendiri. Masih sibuk diskusi soal konspirasi. Apakah  ini ada arti? 

Sejatinya kondisi ini membuat sadar diri kembali membina yang sejati, bukan masih sibuk mencari sensasi demi penjenamaan diri. 

Kehadiran virus korona bukan untuk dibenci, tetapi lebih sebagai cermin untuk menata diri kembali ke jalan sebagaimana mesti. 

@cerminperistiwa 23 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun