Apa yang akan terjadi lagi?Â
Kematian sudah terlalu akrab setiap hari sehingga beritanya  pun tak bikin ngeri.Â
Hari, minggu, bulan, dan tahun telah dilalui, pandemi ini tetap ada dan tak mau pergi.Â
Terlalu banyak sudah terbuang energi, masih ada yang tetap takpeduli.Â
Hari-hari ini virus korona merajalela kembali, sungguh pahit menerima kenyataan  ini.Â
Tekanan hidup semakin menguras pikiran dan hati, lelah sudah tak terkira lagi.Â
Taktahu lagi harus menyalahkan siapa atas semua kondisi yang terjadi.
Bencana yang datang bertubi-tubi, nyatanya tak menyadarkan semua anak manusia hidup tahu diri. Tetap masih  memilih hidup semaunya sendiri. Masih sibuk diskusi soal konspirasi. Apakah  ini ada arti?Â
Sejatinya kondisi ini membuat sadar diri kembali membina yang sejati, bukan masih sibuk mencari sensasi demi penjenamaan diri.Â
Kehadiran virus korona bukan untuk dibenci, tetapi lebih sebagai cermin untuk menata diri kembali ke jalan sebagaimana mesti.Â
@cerminperistiwa 23 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H