Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Dosa dalam Kamar

22 Juni 2021   22:51 Diperbarui: 23 Juni 2021   06:56 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang berhubungan dengan bau tertentu pasti juga tak terasa lagi. Berbeda dengan mereka yang pertama kali mencium bau tersebut. Pasti akan merasakan hal yang berbeda.

Kondisinya pun akan sama ketika kita berada di kamar lain. Bila ada bau tertentu pasti akan segera terdeteksi oleh penciuman  kita. 

Sementara orang yang sudah biasa menempati kamar tersebut merasa biasa saja. Tidak ada yang aneh. Walaupun tetap merasakan bau itu ada, tetapi tidak lagi jadi masalah. 

Sama seperti dosa yang sudah akrab dengan kita. Karena sudah terbiasa melakukan, akhirnya kita tidak merasa itu sebagai dosa lagi. Padahal saat pertama kali melakukan pasti merasa tidak nyaman dan sangat menjadi beban. 

Setelah setiap hari kita melakukan sehingga terbiasa, selanjutnya tidak merasa ada beban lagi. Seperti sudah menjadi teman. 

Seperti berbohong. Berapa kali sudah kita berbohong sepanjang hidup ini? Mungkin sedari kecil di antara kita sudah diajari untuk berbohong. Lalu bekerja di tempat yang sangat mendukung kita untuk berbohong. 

Berapa kali? Apakah berbohong itu dosa, kalau itu untuk kebaikan? Sepertinya saya malah lupa berbohong itu dosa, karena saking sering melakukan. 

Satu lagi, kesombongan. Tanpa kita sadari bahwa sudah jatuh dalam kesombongan pun masih dengan enteng berkata, "Saya bukan sombong loh, dulu kalau sekali nyumbang jutaan. Banyak orang yang sudah saya tolong, mereka aja pada gak ingat."

Kesombongan itu saya pikir sudah terlalu akrab dengan hidup kita sampai tidak sadar lagi bahwa kesombongan menjadi sifat kita. 

Ketika kita merasa lebih baik dari orang lain memandang rendah mereka, saat ini benih-benih kesombongan sudah mulai bersemi. Namun kita tidak sempat mendeteksi hal ini sebagai kesombongan. Kita tidak menganggap sebagai dosa. 

Jangan kita berpikir kesombongan itu hanya milik mereka yang berpunya harta atau kepintaran. Karena yang hidup susah dan bodoh pun tak mau kalah berteman dengan kesombongan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun