Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjenamaan Diri dalam Omong Kosong

20 Juni 2021   21:35 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:20 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Siapa diriku ini?

Sebagai apa aku ingin dikenal hari ini? 

Apa harus begitu dan begini demi sebuah penjenamaan diri? 

Kiwari sungguh penting urusan penjenamaan diri sampai memakai jasa para ahli. 

Sedemikian banyak teori mengajari sehingga lupa pada diri yang asli lagi. 

Sejatinya jadilah  diri sendiri, apa adanya dalam kebaikan yang asli.

Mau spesialis atau generalis dalam penjenamaan diri tidak peduli, asal itu adalah diri sendiri yang sejati. 

Setiap diri punya potensi,  punya satu kemampuan tersendiri atau beberapa hal mampu menguasai. 

Apapun  penjenamaan  diri dipilih yang utama memiliki arti. 

Apa yang dilakukan bermakna dan bermanfaat  bagi kehidupan ini, bukan omong kosong dengan pencitraan nan basi demi mencari sensasi.

Penjenamaan diri demi untuk menginspirasi, bukan melakukan hal omong kosong yang akan menimbulkan kontroversi. 

Tunjukkan potensi yang terbaik dalam kebaikan agar hidup jadi berarti, penjenamaan diri akan abadi bukan bagai embun yang segera hilang ketika hadir mentari. 

@motivasidiri 20 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun