Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Covid-19 Itu Omong Kosong

16 Mei 2021   22:07 Diperbarui: 16 Mei 2021   22:10 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Katedrarajawen  _

Bila nafsu keinginan sudah menjadi tuan, takada lagi yang  dapat mengendalikan

 

Ia akan mencari mencari jalan dengan segala kemauan melampiaskan 

Takpeduli akhirnya diri sendiri yang akan menjadi korban 

Melakukan dahulu, memikirkan kemudian jadi panduan 

Baru terjadi di negeri ini

Demi menghambat pandemi mudik takboleh terjadi 

Tetap ada saja yang mencuri-curi 

Masa bodoh akibat menanti 

Yang penting keinginan terpenuhi 

Berpikir lebaran adalah sukacita 

Hingga boleh bersuka-suka

Tak memahami situasi yang ada 

Virus korona masih mengintai dengan nyata 

Kematian setiap hari terdata 

Semua seakan omong kosong saja 

Berbondong-bondong ke tempat wisata

Melepaskan  nafsu keinginan  yang tertunda 

Protokol kesehatan seadanya 

Jaga jarak tiada

Peringatan dan nasihat tak  berdaya guna 

Tertutup sudah telinga 

Hati tak lagi terbuka 

Ketika nafsu keinginan berkuasa 

Alangkah ruginya bila 30 hari penuh mengendalikan hawa nafsu dengan berpuasa, tak terkendali lagi oleh satu keinginan saja.

@cermindiri 16 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun