Katedrarajawen _Kulihat tukang sapu sedang beraksi dengan sepenuh hati.
Di bawah terik matahari menyengat yang ia tak peduli.Â
Takada risih menyapu jalan setiap hari.Â
Inilah profesi yang mesti dijalani.Â
Di antara kita bisa saja berpikir begini:
Tukang menyapu jalan pekerjaan rendahan, pasti hidup dalam kesusahan, tidak berpendidikan, hidup dalam kegagalanÂ
Sadarkah bila berpikir demikian ini justru menunjukkan pikiran diri sendiri yang kerendahan.Â
Suka menghina pekerjaan orang lain menunjukkan diri yang penuh kehinaan.Â
Bayangkan sampah akan menumpuk di mana-mana andaikan tiada yang mau melakoni menyapu jalanan.Â
Tiada pekerjaan hina atau mulia bila melakoni dengan kebaikan dan pengabdian.Â
Sadarkah ini menunjukkan hidup menyusahkan diri dalam penghakiman. Gagal memahami hakikat kehidupan. Bahwa tidak semua nilai kehidupan hadir dalam tatapan.Â
Apa diri ini yang hidup enak, berpendidikan, punya kedudukan, pangkat, dan hidup nyaman di ruang berpendingin lebih bernilai daripada mereka yang hidup di jalanan?
@cermindiri 23 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H