Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merasa Diri Lebih Baik Itu Omong Kosong

23 April 2021   10:20 Diperbarui: 23 April 2021   20:38 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Katedrarajawen  _Kulihat tukang sapu sedang beraksi dengan sepenuh hati.

Di bawah terik matahari menyengat yang ia tak peduli. 

Takada risih menyapu jalan setiap hari. 

Inilah profesi yang mesti dijalani. 

Di antara kita bisa saja berpikir begini:

Tukang menyapu jalan pekerjaan rendahan, pasti hidup dalam kesusahan, tidak berpendidikan, hidup dalam kegagalan 

Sadarkah bila berpikir demikian ini justru menunjukkan pikiran diri sendiri yang kerendahan. 

Suka menghina pekerjaan orang lain menunjukkan diri yang penuh kehinaan. 

Bayangkan sampah akan menumpuk di mana-mana andaikan tiada yang mau melakoni menyapu jalanan. 

Tiada pekerjaan hina atau mulia bila melakoni dengan kebaikan dan pengabdian. 

Sadarkah ini menunjukkan hidup menyusahkan diri dalam penghakiman. Gagal memahami hakikat kehidupan. Bahwa tidak semua nilai kehidupan hadir dalam tatapan. 

Apa diri ini yang hidup enak, berpendidikan, punya kedudukan, pangkat, dan hidup nyaman di ruang berpendingin lebih bernilai daripada mereka yang hidup di jalanan?

@cermindiri 23 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun