Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Ini Untukku

9 Maret 2021   22:04 Diperbarui: 9 Maret 2021   22:19 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katedrarajawen _Cukup sudah jangan genit lagi

Belajar hidup dalam kendali 

Niat baik tak selalu berarti 

Bisa jadi malah berganti benci 

Lebih penting koreksi diri 

Melihat ke dalam nurani 

Lama-lama niat baik bisa berbalas benci 

Sebelum itu terjadi 

Ambil langkah pasti 

Tahan diri dan uji nyali 

Untuk tidak peduli 

Akan  hal sepele yang takkan jadi masalah bila tak dikoreksi 

Kadang kegenitan diri 

Membuat susah sendiri

Apa yang dicari? 

Sudahan semua ini 

Tak perlu lagi terjadi 

Jangan jadi tetangga yang berisik sendiri 

Tidak setiap orang peduli 

dan mau mengerti 

Karena hati terlalu dalam untuk diselami

Coba bertanya pada diri 

Apa benar-benar niat baik itu berasal dari hati? 

Atau sekadar ego yang 

menguasai? 

Takusah pandai bersembunyi 

Menutupi hal yang samar dengan pembenaran diri

Selalu terulang kembali 

Bila begini hidup terlalu merugi 

Pesan pada diri jangan genit lagi 

Agar tak menjadi salah paham tertanam dendam yang melukai 

Puisi ini sebagai hadiah dan bentuk perhatian pada diri. Dengan puisi dalam makna yang tersembunyi. Ada nasihat dan motivasi. Bukankah ini menjadi hadiah yang berharga sekali? 

@refleksihati 09 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun