Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nurdin dan Omong Kosong

27 Februari 2021   11:54 Diperbarui: 27 Februari 2021   12:04 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap/cartoonpictures

Katedrarajawen _

Saat manusia hidup di jalan lurus maka akan ada godaan dan cobaan terberat agar sesekali mau menengok kiri kanan.

Bengong aja, Bang. 

Aduh, Ri. Abang lagi mikir yang lagi viral ada gubernur yang kena OTT.

Kok dipikirin, Bang? Kalau pejabat korupsi itu udah biasa. Kayak Abang gak tau aja. 

Iya, tapi ini beda.

Emang gubernur mana, Bang? Jakarta? 

Ssstt ... sembarangan. Gubernur Sulsel. Pernah dua kali jadi bupati lurus-lurus aja dan berprestasi pula. Kok bisa ya kena OTT?

Ya, bisa aja, Bang. Itu gubernur masih manusia, kan? 

Ri, kok hari ini ngomong sembarangan terus sih? Pasti manusia, emang ada alien atau kuntilanak yang jadi gubernur?

Bang, itu dia. Namanya manusia sebaik apapun pasti ada lengah dan lupa. Ada waktunya salah. Justru jadi orang baik itu lebih banyak cobaannya supaya jadi gak baik. Manusia jadi baik ada yang bakal gak senang. Bakal terus-menerus digoda. 

Emang siapa yang goda?

Gak tau ah. Gak kelihatan! 

Iya ya, Ri. Tumben benar. Kalau orang gak baik sih ngapain diuji lagi emang udah gak baik.

Nah itu, Bang. Tumben Abang juga pintar. 

Apa?

Bercanda, Bang. 

Iya, Ri. Yang kamu bilang itu benar. Kalau kita mau jadi orang lurus kayak Abang ini, ada aja godaannya untuk berbelok. Ada bisikan mesra yang sulit ditolak. Udah, gak apa-apa cuma sekali ini. Lagian gak ada yang lihat. Gak ada yang bakal tahu. Kapan lagi ada kesempatan? Udah jangan mikir dosa. Manusia bikin dosa itu biasa. Tinggal bertobat, lunas. Gitu, Ri, yang Abang rasakan.

Ri?

Apa? 

Kamu nyimak gak sih?

Iya. Jadi orang baik banyak godaannya. Tapi emang pernah Abang jadi orang baik? 

Aih, kamu, Ri. Nakal ya? Setiap saat itu Abang niat jadi orang baik, tapi sampai sekarang masih belum layak disebut orang baik. Itu yang bikin Abang gak habis pikir juga kenapa? Begitu mau jadi baik, langsung kena cobaan untuk jadi tidak baik hahaha.

Kok ketawa, Bang?

Menertawakan kebodohan diri, Ri. Makanya untuk kasus gubernur OTT ini Abang gak berani macam-macam menilai. Takut jadi omong kosong.

Tobat ceritanya? 

Bukan sih. Lebih tepatnya tahu diri. Karena Abang pada suatu masa pernah dianggap orang baik, lurus, dan bersih. Lalu dianggap bikin kesalahan. Padahal itu ada niat baik. Tapi vonisnya tetap salah.

Oh, kasihan.

Kok?

Maksudnya kasihan orang yang salah paham itu. 

Yang lebih tragis memang sih, ketika kita dianggap orang baik dan lurus tiba-tiba melakukan kesalahan lantas dihujat dan dihakimi sehingga seribu bahkan sejuta kebaikan pun tak berbekas.

Iya, tragis Bang. Ibarat segentong susu jadi rusak karena setitik nila. Ibarat tulisan bagus-bagus jadi taknyaman karena typo satu kata.

Bisa aja kamu, Ri. Nyindir nih kayaknya. Ya, beginilah dunia dengan manusianya. Sepanjang zaman akan terus begini kejadiannya. Bagaimana pun itu menjadi orang baik tetap adalah pilihan. Benar, kan?

Terserah.

Kok begitu, Ri?

Aku baik gak baik sama aja. Namanya tetap diari. 

@diariku2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun