Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Tiga Pemelajaran Hidup

20 Februari 2021   08:51 Diperbarui: 20 Februari 2021   19:36 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Katedrarajawen _Dalam hidup setiap orang memiliki masalahnya sendiri dan itu menjadi tanggung jawab untuk menyelesaikan tanpa harus berkeluh kesah. Yang pasti juga  tak perlu  berteriak agar dunia mengetahui. 

Karena satu dan lain hal, saya perlu untuk mengambil cuti beberapa  hari dari aktivitas dunia maya. Bukan hanya dunia kerja saja yang bisa mengambil cuti dalam hal ini. 

Biasanya kalau mau mengambil cuti jauh-jauh hari sudah harus mengajukan. Apabila mendadak biasanya tidak akan dikasih, kecuali ada hal yang mendesak dan alasan yang tepat. 

Ini urusan cuti dari dunia media sosial juga tanpa izin bos lagi karena secara mendadak. Bisa tidak bisa tetap harus bisa. Paling menimbulkan sedikit ketaknyamanan. Maaf, bila ada. 

Soal alasan dan keterangan mengambil cuti karena sudah terjadi saya kira tak perlu lagi dikemukakan di sini. Tidak perlu lagi mempermasalahkan yang sudah berlalu. 

Bila ada ketaknyamanan sudilah memaafkan apa yang sudah terjadi ini. Tidak ada maksud lain selain pribadi dan tidak ada hubungan dengan siapa pun. 

Alangkah lebih baik bila saya kemukakan pemelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ini daripada mengurai hal lain. Ada tiga hal yang sangat penting yang dapat saya pahami. 

Pertama, Anda   Tidak Ada Dunia Tetap Baik-baik Saja atau Mungkin Lebih Baik

Dalam komunitas, organisasi atau di tempat kerja kadang ada orang merasa dirinya penting sehingga kalau ada masalah mengambek dan pergi begitu saja dengan amarah. Ia seakan ingin mengatakan seandainya tanpa saya semuanya akan berantakan dan  tidak akan bisa jalan. 

Saya sudah banyak menemukan kondisi ini dan pernah hinggap dalam pikiran ketika ada masalah. . Ternyata semua baik-baik saja tanpa dirinya. Bahkan tak jarang menjadi lebih baik tanpa kehadiran orang  itu yang justru jadi masalah selama ini. 

Begitu juga dengan saya yang tiada hadir beberapa waktu di  dunia media sosial akan baik-baik saja tanpa saya. Tidak akan merasa kehilangan. Ibarat kata takada satu, hadir seribu. 

Jadi, jangan sombong merasa diri orang penting di dunia ini dengan berkata, "Coba kalau tidak ada saya maka..." 

Jangan-jangan malah saya yang jadi sumber masalah selama ini maka tanpa kehadiran saya lebih aman sentosa. 

Kedua, Anda Ada atau Tiada Dunia Tetap Baik Juga dan Berjalan Sebagaimana adanya Tidak Ada yang Peduli 

Beberapa hari ini cuti dari dunia media dunia, ternyata ada juga beberapa orang yang tetap setia mengirim ucapan selamat pagi. Tentu saja  takterbaca dan tak terbalas. 

Ya begitu saja. Tidak ada respon apa-apa selain itu. Tidak mempertanyakan dan apa dan mengapa. Padahal selama ini setiap kiriman pasti saya respon dengan membalas. 

Sebenarnya sikap  ini ada sisi baik dan positif, yakni memberi tanpa pamrih. Setia mengucapkan selamat pagi, walaupun tak mendapat respons baik. 

Namun saya memahami dan mencoba memetik pemelejaran dari kondisi ini, bahwa keberadaan saya atau Anda ada, tetapi tidak peduli bagaimanapun kondisinya. 

Ada saya atau Anda dunia akan tetap ada, begini kondisinya dan berjalan sebagaimana mesti. 

Ketiga, Keberadaan Anda Tetap Ada Arti, Akan Ada yang Peduli dan Rindu dengan Ketiadaan Anda

Namun pada akhirnya saya juga memetik pemelajaran nan berharga, bahwa keberadaan saya dan Anda pasti ada artinya. Sedikit atau banyak. 

Pasti ada yang mengkhawatirkan dan merindukan. Bertanya ada apa dan mengapa? Ada beberapa pesan dan telepon di WhatsApp. Bukan hanya sekali. Tentu ini menjadi pengingat bahwa harus berbuat yang baik  lebih banyak lagi. 

Karena ketika ketiadaan kita menimbulkan tanda tanya pula bagi mereka yang pernah merasakan keberadaan kita. Bagi mereka yang pernah menerima kebaikan kita atau hangatnya persahabatan. 

Semakin banyak manfaat dan kebaikan yang pernah kita lakukan maka akan semakin banyak pula yang merasakan ketakadaan dan kehilangan. 

Bisa jadi dalam kesunyian malam ada seseorang berdoa demi kebaikan dan keselamatan kita diiringi linangan air mata. Karena berartinya dirimu atau rasa peduli seorang sahabat. 

Mengalami  hal ini tentu memberikan pemahaman pilihan apa yang harus dilakukan dalam hidup ini. 

@cerminperistiwa2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun