Apa yang sudah diceritakan semestinya dikubur dalam-dalam hingga rumput bergoyang pun tak mengetahui rahasia ini. Akhirnya malah menjadi konsumsi orang lain untuk menjatuhkan. Parah, kan? Kalau tidak mau dikatakan kejam nian.Â
Benar-benar menyakitkan, orang yang diharapkan bisa menyimpan rahasia malah membuat kehilangan muka.Â
Itulah akibatnya gampang curhat masalah pribadi, walau kepada seorang teman. Lupa kalau seseorang bisa berubah mengikuti waktu. Ketika ada sedikit masalah bisa menjadi musuh.Â
Atas pengalaman ini jadi mengingatkan diri bila hendak curhat lebih baik kepada Tuhan saja yang tak akan membocorkan rahasia, walau pada rumput yang bergoyang.
Anehnya, zaman sekarang orang malah suka curhat ke media sosial agar rahasia hidupnya jadi viral sehingga diketahui banyak orang. Termasuk pemimpin partai pun tidak malu untuk curhat masalah partainya.Â
Mentang-mentang zaman keterbukaan. Mau buka apa saja semaunya tanpa memikirkan etika dan akibatnya. Tak sadar itu mempermalukan diri sendiri. Ah, apa itu malu?Â
Zaman keterbukaan sejatinya membuka pemikiran bahwa keterbukaan itu bukan hanya soal bebas buka rahasia pribadi dan semaunya buka pakaian. Benar, kan, Ri? Kok diam dari tadi?Â
@cerminperistiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H