Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman dengan Pakaian Bekas Tetap Percaya Diri

28 November 2020   13:12 Diperbarui: 29 Juni 2021   20:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Ayo, siapa? Kalau masalah bekas orang lain yang jadi acuan, mungkin yang lebih menjijikkan adalah gelas, sendok atau garpu yang kita pakai saat makan di tempat umum. Bukankah semua itu bekas orang lain? Atau kita ke mana-mana membawa alat makan sendiri? 

Soal pakaian bekas itu kotor atau menjijikkan saya kira itu masalah persepsi saja yang mengotori pikiran dan hati kita. Karena pasti saat kita  memakai kembali setelah membelinya akan mencuci dengan bersih sehingga menjadi benar-benar layak memakainya. 

Nah, siapa menyangka, justru sekarang kembali menjadi tren pakaian bekas ini. 

Sejatinya, pakaian hanyalah menjadi penutup tubuh agar menjadi pantas sebagai manusia. Yang terutama adalah rasa nyaman. Jangan sampai justru dengan pakaian membuat kita tampak menjadi makhluk aneh. 

@catatanringan 28 November 2020 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun