Katedrarajawen _
Ketika bening hati masih menyertai di pagi hari, Â Tuhan ada dalam ingatan untuk bersembah sujud dalam linangan air mata nan suci. Begitu indahnya hari damai menyertai. Berkat menanti.Â
Adakalanya kaki melangkah menyusuri hari, Â bening hati sudah tak murni lagi. Menjalani hari bercampur segala emosi. Lupa berlaku sebagaimana mesti. Yang ada selalu pembenaran diri.Â
Saat telah melewati tengah hari, bening hati semakin tertutup oleh keruhnya dunia ini. Semakin lupa diri. Semakin tak terkendali. Berlaku semaunya sendiri. Bening hati tak mampu lagi menjadi cermin diri.Â
Kala gelap mulai menyelimuti hari, semakin tak  sadar diri, cahaya hati tak mampu menerangi. Berbuat dosa seakan jadi santapan bergizi. Nurani terkunci, tak dapat menerima sinyalnya lagi.Â
Mengakhiri hari, barulah hadir penyesalan atas apa yang telah terjadi. Apakah harus terus begini kisah perjalanan  hidup ini?Â
@refleksihatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H