Tentu saja jangan sampai asyik mengutang, lalu lupa dengan pertanggungjawaban untuk membayar sampai lunas.Â
Biasa penyakitnya adalah saat mengutang enak dan semangat, giliran membayar pura-pura lupa dan banyak alasannya.Â
Urusan utang bukan hanya dalam hal kepemilikan barang, tetapi juga berhubungan dengan keperluan lain yang mendesak.Â
Namanya hidup, kadang tak bisa menghindari untuk meminjam uang kepada saudara atau teman. Misalnya ada keluarga yang sakit atau keperluan sekolah anak. Namanya usaha.Â
Dalam hal ini saya selalu ingat pesan mama saya. Bahwa harus memegang kepercayaan. Jangan sampai gara-gara utang hilang kepercayaan orang, karena tidak membayar tepat waktu.Â
Untuk mengatasi jangan sampai ingkar janji, cara yang saya terapkan, ketika gajian yang selalu jadi prioritas adalah langsung mambayar utang yang sudah  jatuh tempo.Â
Mengapa? Sebab bila tidak demikian, pasti ada godaan untuk menunda atau menghindar dengan alasan tidak cukup atau tidak kebagian untuk membayar  utang. Penyakitnya, urusan membayar  utang tidak jadi hal penting, padahal sangat penting.Â
Seperti yang saya alami. Seorang teman meminjam uang alasannya untuk menutupi kekurangan bulan ini. Janjinya gajian akan langsung melunasi.Â
Ternyata sampai berbulan-bulan belum terealisasi. Saat bertemu, alasannya uang belum ditarik dari ATM. Besoknya bertemu, alasan lagi, uangnya lupa dibawa. Lain waktu alasan lagi, sudah habis buat bayar utang yang lain. Jadi buat bayar ke saya tidak kebagian.Â
Itu sama halnya menghilangkan kepercayaan dan merugikan diri sendiri. Lain waktu, apabila mau pinjam lagi pasti akan malu sendiri. Kalaupun berani mencoba pinjam, yang mau meminjamkan pasti akan berpikir berkali-kali. Susah sendiri, kan?Â
Seperti dikatakan, seharusnya membayar utang menjadi prioritas. Ini demi menjaga kepercayaan. Hal yang sangat penting tentunya.Â