Saat menulis puisi akrostik FATMI SUNARYA ini, tiba-tiba tergelitik menulisnya dengan tantangan yang baru.Â
Jadi FATMI SUNARYA bukan hanya terbaca dari huruf depannya secara vertikal, tetapi juga pada bagian belakang.Â
Sebenarnya cara sedikit unik ini sudah saya terapkan pada puisi akrostik untuk RIDWAN ALI. Entah yang membaca ada memerhatikan atau tidak.Â
Yang mana setiap akhir kata kalimat di depan akan menjadi kata awal kalimat berikutnya. Silahkan perhatikan DI SINI.Â
Langsung saja kita baca FATMI SUNARYA :
Falsafah hidupnya apa adanya dan sederhana, bila salah tak ragu meminta maaF
Agak keras kepala, tetapi lembut hati, tidak suka beperkarA
Terus terang, cermat, setia dan ingin hidup menjadi bermanfaat dan bermartabaT
Menulis menjadi hobi sejak remaja, menulis dalam diam, mengungkap apa yang terpendam, hingga tidak menjadi dendaM
Inspirasinya mengalir deras bagai air terjun Niagara, tiada henti demi untuk berbagI
Semangat hidup bergelora, selalu mau  belajar, terus dan terus, prinsipnya harapan tak boleh putuS
Ungkapan kesedihan melalui puisi, agar cepat berlalu, walau itu mengundang harU
Nikmati kesendirian adalah hal yang paling berkesan, sebab ia tekun merenungi kehidupaN
Agar dapat memetik pembelajaran dari setiap peristiwa sebagai permataA
Rangkaian kehidupan yang penuh ombak tak membuatnya gentar, ia akan terus berlayar, mencapai tujuan hidup dengan sabaR
Yang jarang diketahui, wanita ini akan berlinang air mata ketika mendengar lagu "Mother, How Are To DaY"Â
Apalah arti sebuah nama, namun FATMI SUNARYA adalah anak manusia yang ingin setia hidup berbahagiA
@puisiuntuksahabat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H