Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gibran dan Jokowi Tidak Tahan, Saya pun Demikian

20 Juli 2020   10:08 Diperbarui: 21 Juli 2020   07:54 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katedrarajawen _

Gibran Rakabuming Raka jadi pembicaraan. Ia dengan gagah tanpa risih masuk ke dunia kekuasaan. Menghianati kata yang pernah terucapkan. Sebab lebih tertarik pada dunia makanan. Kini berganti haluan. 

Manusia memang memiliki kebebasan melakukan apa yang diinginkan. Itu tak terbantahkan. Namun manusia yang dipegang adalah kata yang sudah terucapkan. Penjelasan kemudian hanyalah alasan dan pembenaran. 

Jokowi pun tak tahan pegang omongan. Merestui sang anak Gibran masuk ke dunia kekuasaan. Melanjutkan jejak, agar berkelanjutan. Tak sadar ada yang menjadi korban.  Kader yang sudah dipersiapkan. 

Pro dan kontra tak berkesudahan. Tak bisa menerima kenyataan dan melakukan pembelaan mati-matian. Ada pula yang hanya bisa menerima kekecewaan. 

Hidup dalam keinginan memang membuat hati mudah tergoyahkan. Lupa teguh dalam kesetiaan. Nafsu harus di kedepankan. Memakan begitu banyak korban kepercayaan. 

Beginikah dunia ini, kawan. Sama halnya saya, tidak tahan pula melihat kenyataan melalui tulisan. Seperti pula ada orang yang menentang satu hal, akhirnya suatu hari justru ikut melakukan. 

@cermindiri 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun