Saya lebih ingin menulis saja. Menulis dalam arti berbagi. Bagaimana menulis yang bermanfaat baik dan sebaik-baiknya. Â
Itu sebabnya saya senang dan bersyukur saja menemukan ada yang memindahkan tulisan-tulisan saya ke blog-nya. Sekalipun tanpa permisi dan mencantumkan nama. Bebas.Â
Maksud baik di sini, tulisan yang ada nilai kebaikan dan menulis dengan cara yang baik. Baik dalam pemahaman saya adalah sederhana dan mudah dipahami. Nyaman saat membacanya. Ada energi positifnya. Tidak macam-macam. Tidak pakai teori kelas dewa misalnya.Â
Kebetulan sekarang menu saya sehari-hari makan ubi. Jadi saya umpamakan tulisan itu seperti ubi. Sajikan apa adanya. Direbus tidak pakai macam-macam. Langsung makan bersama kulitnya. Enak dan bergizi. Tidak repot. Tidak buang waktu.Â
Namun tidak sedikit orang tergoda untuk mengolah jadi macam-macam. Pakai ini dan itu yang kemudian justru esensi rasa ubinya hilang. Gizinya pun jadi berkurang. Yang bagus cuma bentuknya. Masalahnya orang sekarang memang lebih tertarik penampilan.Â
Soal tulisan yang bermanfaat baik. Tentu harus menyertai dengan niat baik dan menyalurkan energi positif. Ini saya ibaratkan air hujan.Â
Air yang turun dari langit itu tujuannya pasti baik. Untuk membasahi bumi, agar tanaman bersemi. Laut, sungai, dan danau terpenuhi. Terserap dalam tanah menjadi cadangan di kala kemarau nanti.Â
Pasti air hujan yang turun tidak ada keinginan menyebabkan banjir. Banjir lebih banyak karena kesalahan manusia sendiri. Kenapa membahas soal banjir?Â
Maksudnya begini. Boleh dong saya memiliki keinginan yang baik dalam hal menulis? Tentu tidak ada yang berani melarang orang ingin melakukan hal yang baik. Bisa-bisa  dilaporkan dengan tuntutan perbuatan yang tidak menyenangkan.Â
Saya itu ingin menjadi penulis seperti air hujan. Memberikan kesejukan. Menyirami hati yang kekeringan. Membuat benih-benih kebaikan bertumbuh. Menyuburkan pohon-pohon. Kemudian berbuah lebat dan kembali memberikan manfaat kepada banyak orang.Â
Sebagaimana air hujan juga. Apa yang ada bukan hanya bermanfaat pada saat ini saja. Air hujan yang terserap di dalam tanah masih bermanfaat sepanjang tahun sebagai cadangan persediaan. Â