Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana, Tulisan Ibarat Ubi dan Air Hujan

14 Juli 2020   10:38 Diperbarui: 14 Juli 2020   17:43 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya lebih ingin menulis saja. Menulis dalam arti berbagi. Bagaimana menulis yang bermanfaat baik dan sebaik-baiknya.  

Itu sebabnya saya senang dan bersyukur saja menemukan ada yang memindahkan tulisan-tulisan saya ke blog-nya. Sekalipun tanpa permisi dan mencantumkan nama. Bebas. 

Maksud baik di sini, tulisan yang ada nilai kebaikan dan menulis dengan cara yang baik. Baik dalam pemahaman saya adalah sederhana dan mudah dipahami. Nyaman saat membacanya. Ada energi positifnya. Tidak macam-macam. Tidak  pakai  teori kelas dewa misalnya. 

Kebetulan sekarang menu saya sehari-hari makan ubi. Jadi saya umpamakan tulisan itu seperti ubi. Sajikan apa adanya. Direbus tidak pakai macam-macam. Langsung makan bersama kulitnya. Enak dan bergizi. Tidak repot. Tidak buang waktu. 

Namun tidak sedikit orang tergoda untuk mengolah jadi macam-macam. Pakai ini dan itu yang kemudian justru esensi rasa ubinya hilang. Gizinya pun jadi berkurang. Yang bagus cuma bentuknya. Masalahnya orang sekarang memang lebih tertarik penampilan. 

Soal tulisan yang bermanfaat baik. Tentu harus menyertai dengan niat baik dan menyalurkan energi positif. Ini saya ibaratkan air hujan. 

Air yang turun dari langit itu tujuannya pasti baik. Untuk membasahi bumi, agar tanaman bersemi. Laut, sungai, dan danau terpenuhi. Terserap dalam tanah menjadi cadangan di kala kemarau nanti. 

Pasti air hujan yang turun tidak ada keinginan menyebabkan banjir. Banjir lebih banyak karena kesalahan manusia sendiri. Kenapa membahas soal banjir? 

Maksudnya begini. Boleh dong saya memiliki keinginan yang baik dalam hal menulis? Tentu tidak ada yang berani melarang orang ingin melakukan hal yang baik. Bisa-bisa  dilaporkan dengan tuntutan perbuatan yang tidak menyenangkan. 

Saya itu ingin menjadi penulis seperti air hujan. Memberikan kesejukan. Menyirami hati yang kekeringan. Membuat benih-benih kebaikan bertumbuh. Menyuburkan pohon-pohon. Kemudian berbuah lebat dan kembali memberikan manfaat kepada banyak orang. 

Sebagaimana air hujan juga. Apa yang ada bukan hanya bermanfaat pada saat ini saja. Air hujan yang terserap di dalam tanah masih bermanfaat sepanjang tahun sebagai cadangan persediaan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun