Katedrarajawen _
Saat mataku masih terbuka. Walau aku memiliki cinta. Aku masih sibuk melihat dengan nyata. Engkau, dia dan kalian semua berbeda.Â
Warna kulitmu apa. Golongan mana. Agamamu akupun tanya. Jelas sudah kita berbeda. Itu yang selalu terasa.Â
Toleransi, berbeda itu indah. Itu sekadar bahasa. Di dalam hati tak sama. Tetap ada rasa yang berbeda.Â
Agama sejatinya membuat aku mati rasa. Tiada diskriminasi, semua apa adanya. Agama semestinya membutakan cinta yang masih bermata.Â
Dengan cinta yang buta. Tak peduli siapa. Agama dan warna kulitnya  apa. Aku sudah kehilangan rasa. Sebab nurani yang jadi bahasa. Melihat semua pada hakekatnya sama.Â
@refleksihatiÂ
Inspirasi tulisan Ruang Berbagi  "Bisakah Tasbihmu dan Rosarioku Bersatu?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H