Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Agama, Cinta yang Buta

26 Juni 2020   12:49 Diperbarui: 26 Juni 2020   14:23 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen

Katedrarajawen _

Saat mataku masih terbuka. Walau aku memiliki cinta. Aku masih sibuk melihat dengan nyata. Engkau, dia dan kalian semua berbeda. 

Warna kulitmu apa. Golongan mana. Agamamu akupun tanya. Jelas sudah kita berbeda. Itu yang selalu terasa. 

Toleransi, berbeda itu indah. Itu sekadar bahasa. Di dalam hati tak sama. Tetap ada rasa yang berbeda. 

Agama sejatinya membuat aku mati rasa. Tiada diskriminasi, semua apa adanya. Agama semestinya membutakan cinta yang masih bermata. 

Dengan cinta yang buta. Tak peduli siapa. Agama dan warna kulitnya  apa. Aku sudah kehilangan rasa. Sebab nurani yang jadi bahasa. Melihat semua pada hakekatnya sama. 

@refleksihati 

Inspirasi tulisan Ruang Berbagi  "Bisakah Tasbihmu dan Rosarioku Bersatu?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun