Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelembutan dan Kekerasan

24 Juni 2020   06:57 Diperbarui: 24 Juni 2020   07:45 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva/katedrarajawen

Katedrarajawen _

Kelembutan yang akan bertahan, kekerasan yang akan mengalami kehancuran. 

Ibaratkan air yang lembut, akan selalu dalam kesatuan. Batu sekeras apapun pasti bisa dipecahkan. 

Kelembutan ibarat pohon bambu yang dapat menyesuaikan keadaan. Kekerasan  bagaikan dahan yang melawan mata angin sehingga mengalami kepatahan. 

Gigi-gigi yang keras akan mengalami kerontokan. Namun lidah yang lembut tetap ada sampai kematian.

Menyelesaikan masalah dengan kekerasan  perang. Kalah-menang pasti akan memakan korban. 

Bila dengan kelembutan, dalam pengertian. Sama-sama menang, maka yang ada kedamaian. Semua senang. 

Bila hati  ada kelembutan, penuh kasih sayang. Bila yang ada kekerasan, penuh amarah dan kebencian. 

Keras kepala, mau menang sendiri. Pada akhirnya akan mengundang keributan. Bila dengan hati penuh kelembutan, pasti ada penyelesaian. 

Ada kelembutan, sebab hati yang jadi panduan. Kekerasan  semata mengandalkan pikiran. 

Kelembutan tampak bagaikan kelemahan. Tetapi itulah sejatinya kekuatan. 

Kekerasan tampak sebagai kekuatan. Namun itu adalah wujud kelemahan dalam pengendalian. 

@refleksihati 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun