Katedrarajawen _
Kelembutan yang akan bertahan, kekerasan yang akan mengalami kehancuran.Â
Ibaratkan air yang lembut, akan selalu dalam kesatuan. Batu sekeras apapun pasti bisa dipecahkan.Â
Kelembutan ibarat pohon bambu yang dapat menyesuaikan keadaan. Kekerasan  bagaikan dahan yang melawan mata angin sehingga mengalami kepatahan.Â
Gigi-gigi yang keras akan mengalami kerontokan. Namun lidah yang lembut tetap ada sampai kematian.
Menyelesaikan masalah dengan kekerasan  perang. Kalah-menang pasti akan memakan korban.Â
Bila dengan kelembutan, dalam pengertian. Sama-sama menang, maka yang ada kedamaian. Semua senang.Â
Bila hati  ada kelembutan, penuh kasih sayang. Bila yang ada kekerasan, penuh amarah dan kebencian.Â
Keras kepala, mau menang sendiri. Pada akhirnya akan mengundang keributan. Bila dengan hati penuh kelembutan, pasti ada penyelesaian.Â
Ada kelembutan, sebab hati yang jadi panduan. Kekerasan  semata mengandalkan pikiran.Â
Kelembutan tampak bagaikan kelemahan. Tetapi itulah sejatinya kekuatan.Â
Kekerasan tampak sebagai kekuatan. Namun itu adalah wujud kelemahan dalam pengendalian.Â
@refleksihatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H