Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menang Kalah

20 Juni 2020   12:09 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:13 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen


Katedrarajawen _Panggung kehidupan tak jauh dari urusan menang dan kalah sebagai hal yang niscaya. 

Yang utama pemenang dan yang kalah jangan lupa. Hakikat yang sebenarnya. 

Yang menang boleh berbangga. Namun tak boleh lupa. Berterima kasih pada yang kalah. Sebab ada yang kalah baru ada pemenangnya. 

Yang kalah bolehlah berlinang air mata. Tetapi tetap boleh berbangga. Lahir pemenang sebab dirinya yang kalah. 

Jadi pemenang jangan lupa. Kemenangan bisa jadi awal bencana. Bila terlena. Sombong dan berleha-leha. 

Jadi yang kalah pun jangan lupa. Kekalahan bisa menjadi awal meraih juara. Bila tetap berdaya upaya. Rendah hati dan terus berusaha. 

Hidup kita sudah terlalu banyak melalui urusan menang dan kalah. Dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya. Perlombaan demi perlombaan. Seakan semua itu adalah segalanya. 

Entah berapa banyak kemenangan yang menghancurkan. Sebaliknya entah berapa banyak kekalahan yang membangkitkan. 

Ada yang demi kemenangan harus menjadi pecundang dengan caranya. Terhina. Ada yang kalah dengan jiwa satria. Tetap berharga. 

Kita sibuk dengan urusan menang dan  kalah dalam hal duniawi. Lupa akan urusan yang sejati. Bukan hanya penting. Namun genting. 

Di urusan duniawi kita selalu mengejar kemenangan tak lelah-lelah. Tak sadar, urusan rohani kita mengalami kekalahan  demi kekalahan. Diam saja. 

Urusan duniawi harus jadi pemenang apapun caranya. Walau tercela. Urusan rohani jadi yang kalah tidak apa-apa. Walau harus dengan pembenaran. 

Apalah arti gemerlap dalam kemenangan dalam kehidupan duniawi.  Tetapi merana dalam gelapnya kekalahan. Lebih berarti walau kalah dalam duniawi, tetap setia pada urusan rohani. Setia memelihara jiwa sejati. 

@cermindiri 

Inspirasi tulisan Meidy Yafeth Tinangon   "Drama Sang Pemenang dan Sang Kalah" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun