Â
Katedrarajawen _Benarkah keberadaan orang kuat di belakang kasus Novel Baswedan?Â
Seperti yang dimuat di CNN Â Indonesia [Kamis, 18 Juni 2020] : Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut ada orang sangat kuat yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadapnya.
Tentu Novel tidak sembarangan bicara. Apalagi mengacu tuntutan untuk dua terdakwa hanya satu tahun.Â
Bicara orang kuat. Tentu bukan orang kuat dalam arti sesungguhnya. Orang yang mampu mengangkat beban satu ton misalnya. Sekadar kiasan untuk menggambarkan orang yang punya kuasa.Â
Kalau mau jujur. Soal orang kuat ini sebenarnya bukan rahasia lagi. Dalam berbagai urusan, tak jarang ada orang kuat yang berperan.Â
Dengan kata lain memanfaatkan peran orang kuat dengan berbagai tujuan.Â
Biasanya juga ada bos-bos  yang memakai orang kuat untuk     mengamankan usaha atau kepentingannya.
Mungkin termasuk kita sendiri pernah memanfaatkan orang kuat demi melancarkan keinginan kita. Misalnya mengurus surat-surat atau berbagai macam izin.Â
Biasanya dengan menyebut nama orang kuat tersebut langsung lancar jaya urusannya. Benar atau betul?Â
Saya pernah diminta bos untuk mengurus izin usaha. Karena orang yang biasa bos pakai untuk mengurus tidak sanggup.
Kebetulan saya kenal teman yang buka biro jasa. Saya minta bantuan dan disanggupi.Â
Saat menjelang pembukaan, karena hari baik sudah dipilih. Saya baru dapat surat izinnya dalam bentuk fotokopian.Â
Datanglah serombongan orang menanyakan soal izin. Kalau tidak ada, akan langsung disegel. Kebetulan saya sedang di luar.Â
Langsung saya  hubungi teman itu. Dia mengatakan, bilang saja sedang diurus bapak....Â
"Orang kuat itu," serunya. Benar saja rombongan itu langsung pergi begitu nama itu disebut.Â
Sewaktu Idul Fitri tahun ini yang mana mudik dilarang. Tetap saja ada yang bisa mudik dengan aman. Saya dengar karena memanfaatkan orang kuat yang mengawal.Â
Saya juga masih ingat, sewaktu mengambil SIM adik yang ditilang. Bertemu seorang calo yang menawarkan jasa.Â
Entah apa maksudnya ia memerlihatlan sebuah gambar di telepon pintarnya. Ada foto seseorang bersama Pak Prabowo Subianto.Â
Dia mengatakan kalau itu orang kuat yang menyuruh ia mengurus sesuatu. Spontan saya juga mengeluarkan telepon. Saya iseng perlihatkan sebuah  foto bareng bersama Pak Jokowi di Istana Merdeka.Â
Calo itu langsung komentar,"Wah, orang kuat juga ternyata."
Dalam hati sebenarnya senyum-senyum. Apanya yang kuat? Ada rasa bangga. Ada malunya juga sebenarnya.Â
Masalah dugaan Novel Baswedan, bahwa dalam kasusnya ada peran orang kuat. Biarlah itu menjadi urusan hukum yang perlu pembuktian. Dalam hal ini Novel sudah meminta peran Presiden Jokowi. Orang terkuat saat ini.Â
Sebenarnya kita yang suka memakai orang kuat tak lebih membuktikan kita ini lemah. Tidak percaya diri. Mengabaikan ada Yang Mahakuat.Â
Memang terkadang kita terpaksa melakukan karena kondisi atau sudah biasa. Semua ini hanyalah pembenaran.Â
Apabila kita percaya akan Kekuatan Tuhan semata, kekuatan manusia itu tidak ada apa-apanya.Â
@catatanringanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H