Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-hati, Emang Gue Pikirin

13 Juni 2020   13:54 Diperbarui: 13 Juni 2020   14:02 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen

Katedrarajawen _

"Hati-hati dengan pikiran"

Pikiran itu bagaikan kera. Liar dan sulit dikendalikan. Demikian cepatnya berubah. Dalam hitungan detik. Bila tak hati-hati akan membuat susah nantinya. 

Demikian seorang kawan penulis top di kompasiana ini menulis status di Facebook. 

Saya memberi komentar, "Emang gue pikirin..." dengan tambahan hahaha...  

Ada isengnya. Sebenarnya serius juga. Yang lebih benar lagi ada makna yang tersirat. 

Hayo apa? 

Bingung? Sebenarnya saya sendiri juga bingung. Tetapi demi jadi sebuah tulisan. Coba saya pikir-pikir untuk mendalami. 

Kalau lagi berpikir, saya suka memejamkan mata. Lucu ya? Padahal berpikir itu pakai otak bukan mata. 

Itu sebabnya saya suka dikatai"Bukannya mikir, malah tidur." 

Hati-hati dengan pikiran. Tentu ini adalah untuk mengingatkan. Baik kepada diri sendiri maupun orang lain. 

Seringkali sudah diingatkan, tetap saja pikirannya macam-macam. Tidak berpikir lagi, kalau sudah diingatkan untuk hati-hati. 

Tetap saja pikirannya yang jelek-jelek tentang orang lain. Kesalahannya yang selalu terpikir. Kebaikannya tak terpikirkan. 

Lihat wanita cantik _karena yang menulis pria _ pikirannya melayang juga sampai-sampai mabuk kepayang. Tidak berpikir lagi, wanita itu istri orang. Yang terpikir malah mau dijadikan selingkuhan. 

Selalu diingatkan, kalau korupsi itu haram. Begitu pegang uang banyak, pikirannya langsung ingin dimasukkan ke kantong sendiri. Pikirannya tidak hati-hati lagi. Yang terpikir, lumayan buat beli mobil baru. 

Baru saja  keluar dari tempat ibadah. Tak terpikir lagi. Buang sampah sembarangan. Padahal barusan diingatkan di atas mimbar. Kebersihan itu sebagian dari iman. 

Ke mana hati-hatinya? Di mana bersembunyi itu pikiran? Ya, karena berpikirnya seperti komentar saya,"Emang gue pikirin..." 

Jadi sebenarnya maksud "Emang gue pikirin..." itu lebih pada dalam tindakan. Yang menunjukkan perilaku  yang ada tak hati-hati dengan pikiran. Membuat tidak habis pikir. 

Walau demikian. Seperti status kawan ini "Hati-hati dengan pikiran..." 

Tetap perlu dan harus selalu dikumandangan. Lagi dan lagi. Sampai orang-orang akan berpikir untuk selalu hati-hati dengan pikirannya. Ke mana dan dalam situasi apapun. 

Ketika pikirannya tidak hati-hati dan berpikiran macam-macam. Segera bergumam mengingatkan diri,"Emang gue pikirin..."

Tentunya maksudnya di sini, tidak mau memikirkan pikiran yang macam-macam itu. 

Saya pikir, penjelasan sudah cukup jelas. Tidak perlu dipikirkan lagi. 

Sebelum yang baca kompak teriak, "Emang gue pikirin..." saya sudahi tulisan ini. 

@catatanringan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun