Katedrarajawen
Entah iseng atau karena kurang pekerjaan. Hari ini saya menyapu bolak-balik lantai di mess. Disertai dengan mengepel.Â
Tetap saja perasaan belum nyaman. Sebab masih ada yang kotor selalu tampak oleh mata. Ada bintik-bintik hitam. Ada debu-debu yang sekilas sebenarnya tak begitu terlihat.Â
Ada bintik-bintik hitam walau disapu berkali-kali dan dipel tetap masih menempel. Terpaksa saya menggunakan pisau untuk mengeruk. Bersih akhirnya.Â
Namun ujung-ujungnya tetap masih ada kotoran yang tersisa di lantai. Walau itu bintik-bintik hitam yang halus. Kalau  disapu lagi akan terkumpul kotoran.Â
Kenapa bisa terjadi?Â
Sebab lantai itu dasarnya putih bersih. Sedikit debu hitam atau abu-abu akan terlihat jelas.Â
Tiba-tiba terpikir. Bukankah demikian juga bila hati nurani kita yang putih bersih. Bening bercahaya.Â
Ada sedikit melakukan kesalahan akan merasa tidak nyaman. Walau hanya melakukan kesalahan kecil sudah merasa sangat berdosa.Â
Jadilah benarlah, dikatakan bahwa orang bijak atau suci itu akan selalu merasa bersalah. Dari waktu ke waktu selalu bertobat dan membersihkan kesalahannya.Â
Tentu saja berbeda dengan saya ini. Lebih merasa sedikit bersalah. Bahkan tidak perlu merasa bersalah. Berbuat salah saja masih nyaman-nyaman seakan itu bukan kesalahan.Â