Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mutiara Kata Menulis

4 Juni 2020   22:12 Diperbarui: 4 Juni 2020   22:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar :Canva /katedrarajawen

Katedrarajawen _ Menulis bukan sekadar merangkai kata demi kata. Yang utama adalah bagaimana merangkai setiap kata dengan rasa penuh cinta dan doa. 

Menulis bisa jadi sederhana dan biasa saja. Tetapi akan berbeda bila menulis dalam setiap kata memiliki jiwa. Ketika membaca mampu menggugah jiwa pula. 

Menulislah dan biarkan hati yang bekerja, maka akan lahir untaian kata yang tak terpikirkan sebelumnya. 

Jangan berpikir bahwa apa yang ditulis hanyalah kata-kata. Tetapi rangkaian kata yang ada mampu melahirkan kehidupan yang nyata. 

Percayakah bahwa kata-kata mampu membangunkan layunya jiwa? Membangkitkan rasa yang tak berdaya? Menghidupkan dari kematian cinta? 

Menulis, dapat melahirkan entah berapa banyak bahagia, mengusir derita. 

Menulislah, tak usah risau akan kehabisan kata-kata. Sebab di samudra hati tersimpan begitu banyak mutiara-mutiara kata yang sedemikian berharga. 

Teruslah menulis, walau satu samudra tinta tak akan cukup mengeja kebenaran yang ada. 

Menulis dengan kata-kata sederhana tak mengapa. Yang utama ada maknanya. Merangkai indah kata-kata menggugah selera, menjadi kehidupan lebih beraroma. 

Jangan menulis dengan kata sebagai senjata. Membunuh rasa pembaca. Mengadu domba. Bagai racun berbisa. Menjadikan diri hina atas kata yang tak beretika. 

@refleksihati 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun