Katedrarajawen _Â
Sudah bersalah, tidak menerima. Sekuat cara menyembunyikannya. Bukan malu rasa. Terus melakukan hal yang sama.Â
Aku berkaca, tidak merasa. Aku baik-baik saja. Bukan aku, tetapi mereka. Aku tertawa.Â
Berulang kali, jadi terbiasa. Bukan lagi sebagai dosa. Ibarat cacing  nyaman dalam kotorannya. Bau tak terasa. Â
Sampai saatnya tiba. Ada air mata. Sesak di dada. Aku manusia banyak salah, yang diingatkan tidak menerima. Betapa hina.Â
Ini nyata. Aku manusia hina. Namun dengan bangga masih suka menghina. Pantasnya, aku ini makhluk macam apa.Â
@refleksihatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H