Tahun 2020 baru memasuki hari pertama. Tak ada yang menduga. Banjir datang tiba-tiba. Semalam berpesta. Pagi hari mulai menderita. Rumah tenggelam dalam sekejap mata. Hanya bisa pasrah dan terus berdoa. Semoga ada berkah di balik sebuah bencana.Â
Setelah sekitar 36 tahun tinggal di Tangerang, baru kali ini merasakan banjir yang sesungguhnya. Selama ini berpindah-pindah rumah antara Tangerang - Jakarta air paling hanya sampai di depan jalan.Â
Pagi itu air memang sudah mengenangi jalan di Perumahan Pondok Arum. Tak ada firasat sampai mencapai atap.Â
Ketika ditelepon anak, bahwa air sudah masuk teras, saya segera pulang. Kebetulan tempat kerja dengan rumah tak seberapa jauh.Â
Begitu masuk komplek perumahan langsung kaget. Air sudah sepinggang. Warga sudah ramai memindahkan barang-barang.Â
Bagaimana ini? Terpikir anak dan istri masih di rumah. Istri juga baru pulang dari Rumah Sakit setelah dirawat karena operasi.Â
Itu sebabnya ketika sampai di rumah saya segera meminta anak dan istri segera keluar. Tak usah memikirkan barang-barang  lagi. Nyawa lebih penting.Â
Masih beruntung anak sempat menyelamatkan buku-buku sekolahnya. Saya membawa surat-surat penting yang memang sudah disimpan di tempat khusus.Â
Saat hendak ke tempat aman, harus melewati arus yang sangat deras. Sementara istri kondisi masih lemah. Beruntung ada yang menolong.Â
Karena kurang hati-hati istri sampai masuk got.Â