Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tidak Cukup Kata Baik untuk Kebaikan

13 Agustus 2019   20:49 Diperbarui: 13 Agustus 2019   20:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan itu baik begitulah lirik yang diulang berkali-kali. Ingin protes hati ini. Terlalu rendah bila Tuhan itu digambarkan baik atau baik sekali. 

Begitulah bila manusia menuruti pengertiannya sendiri. Suka-suka menggambarkan Tuhan dengan imajinasi. Katanya berjumpa Tuhan dalam mimpi. Tuhan begini-begini.

Dahulu manusia belum mengerti. Sebelum adanya agama di atas bumi. Manusia-manusia memuja Tuhan dengan caranya sendiri. 

Dalam pemahaman yang sederhana sekali. Menggambarkan Tuhan pada  pohon-pohon dan batu besar dan gunung tinggi.

Itu dikatakan menyembah berhala. Sesungguhnya itulah cara menyembah Sang Pencipta dalam pengertian mereka. Apa bedanya dengan membangun rumah-rumah menjadi tempat ibadah kepada-Nya?

Tuhan itu baik, tak sedemikian sederhana. Apakah Tuhan cukup dikatakan baik saja? Tak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan Kebenarannya. 

Sekalipun menuliskan dengan tinta satu  samudra. Tuhan melampaui segala kebaikan yang ada. Tak ada kata yang lebih baik untuk menggambarkannya. Tak ada pikiran yang dapat menjangkau dengan logika.

#refleksihatiuntukmenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun