Setiap telepon pintar pasti memiliki penunjuk waktu. Fasilitas yang paling dasar sekali. Pastinya juga banyak pemilik telepon pintar yang memanfaatkan fungsinya itu. Termasuk saya.
Dengan adanya penunjuk waktu di telepon ini, sehingga jarang memakai jam tangan. Dipakai hanya waktu tertentu. Sebab telepon sudah dibawa setiap waktu.
Ingin lihat waktu. Tinggal ambil telepon dari kantong celana atau baju. Tetapi yang sering terjadi, saat telepon dikeluarkan malah lupa lihat waktu.
Mengapa? Karena begitu melihat layar telepon lebih tertarik membuka WhatsApp atau mengecek notifikasi lainnya. Keasyikan. Lupa lihat waktu. Begitu memasukkan ke kantong baru ingat.
Saat dikeluarkan lagi. Lagi-lagi yang dilihat menu yang lain. Pernah sampai terulang tiga atau empat kali. Serius. Â Kesal sendiri. Tidak mengada-ada. Saya sendiri tidak habis pikir. Kenapa bisa?
Pasti ada yang beranggapan saya ini sudah masuk kategori pelupa akut. Parah. Tidak lucu sampai segitunya. Namun itulah yang terjadi.
Kenyataannya. Bukankah rata-rata manusia mengalami hal yang sama dalam kehidupan ini? Lebih tertarik ke hal lain. Lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.
Apa  tujuan sejati  hidup manusia? Membina diri menjadi lebih baik. Mengubah tabiat buruk. Mengumpulkan jasa pahala. Hidup sesuai ajaran agama. Saling berbagi. Saling mengasihi. Tidak melakukan kejahatan. Mengenal diri yang sejati. Dan lain-lain.
Untuk umat yang beragama tentu tujuan utama adalah bisa berjalan pulang atau mudik ke kampung halaman. Surga. Rumah impian semesta.
Tetapi oleh warna-warni dunia. Berapa banyak di antara kita yang lupa. Bukan hanya beberapa kali. Bahkan puluhan atau ratusan kali. Tenggelam dalam nikmat duniawi. Ingat. Sadar. Lupa lagi. Begitu terus terjadi.Â