Entah berapa kali sudah terjadi. Makhluk macam aku ini melakukan apa yang dihakimi. Tanpa rasa dan tak tahu diri. Berbuat apa yang dituduh walau tak mirip sekali.
Kamu, kalian tukang  nynyir, bisanya iri dan dengki.
Kamu, kalian tukang fitnah dan penyebar benci.
Kamu, kalian pembohong dan curang tak punya hati.Â
Kamu, kalian pencuri dan makan uang rakyat, Â korupsi.
Coba pikir sekali lagi dan lebih dalam lagi. Sesungguhnya apa yang terjadi. Berkaca pada nurani. Entah suara mana yang berkata seperti ini.
Seakan engkau hendak berkata:Â
Hei, kamu, kalian jangan jadi tukang nyinyir, fitnah dan korupsi. Jangan jadi pembohong dan suka membenci. Biar engkau yang lakukan semua itu sendiri.
Aku pura-pura tak mengerti. Berusaha menutup hati.
Tak berani menyadari. Membenarkan kesalahan orang lain, semua kesalahan itu dilakukan seorang diri.Â
#Refleksihatimenerangidiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H