Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengaku Bersalah, Menolak Kesalahan

20 Juni 2019   22:24 Diperbarui: 21 Juni 2019   11:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya banyak orang yang mau mengaku bersalah, namun sungguh sedikit yang berani mengakui kesalahan itu sebagai kesalahan.

Mengaku salah, namun keluar jurus pembenaran. Seakan tak rela menerima kesalahan.

"Saya marah, karena dia yang lebih dahulu memancing kemarahan."

"Saya berbohong, karena itu hanya menjalankan perintah atasan."

"Ya, namanya juga manusia wajar berbuat kesalahan."

"Saya selingkuh, karena pasangan juga melakukan."

"Saya melawan arus, karena putaran baliknya kejauhan.*

"Saya mencuri semata untuk kebutuhan."

"Saya berbuat curang, sebab dia juga melakukan kecurangan."

Begitulah pasti ada seribu alasan. Benar-benar sekadar mengaku salah, tidak berani menginsyafi kesalahan dalam kesadaran.

Tak usah  heran, bila kesalahan menyertai sepanjang kehidupan. Sebab dianggap sebagai kewajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun