Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengasihi dan Pilih Kasih

29 April 2019   14:31 Diperbarui: 29 April 2019   14:52 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini karena pilihan berbeda dan oleh ambisi

Oleh hati yang tak terjaga lagi

Entah sengaja atau tak disadari

Orang-orang yang semestinya memberikan rasa damai dan penyejuk hati

Justru sibuk 'berkelahi' dan membakar hati mereka yang tak mengerti

Dengan jelas nan nyata semua terjadi

Doa pun bisa berbeda versi

Sejatinya sebagai orang yang mengerti

Bukan pilih kasih tetapi lebih mengasihi

Namun tetap merasa benar sendiri 

Sungguh menyedihkan semua ini

Dan terjadi seakan tak merasa malu lagi

Berkicau di Twitter atau berdebat di televisi 

Tak menciptakan kenyamanan sama sekali

Adakalanya hanya untuk menciptakan sensasi

Pamer gengsi pamer harga diri 

Oh Tuhan sentuh mereka kembali kepada kelembutan hati

Mengingatkan lagi  surga kebaikan teladan para nabi

Sadarkan akan ajaran maha suci agama akan mengasihi

Menjadi pemimpin umat yang saling menjaga silaturahmi

Dalam kebersamaan sebagai sesama umat Sang Pencipta Semesta ini 

Menjadi penyejuk dan penengah sehingga umat tidak saling maki dan perang benci 

Tuhan, damaikan hati kami yang bagaikan sedang terbakar api

Tuntun setiap diri kami untuk kembali mendengarkan suara nurani

#refleksihatiuntukmenerangidiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun