Walau dalam teorinya tidak ada istilah kasta dalam kehidupan kita secara umum. Namun praktiknya tetap masih ada sampai saat ini.
Sudah lama saya memerhatikan hal ini, yakni perlakuan terhadap mobil dan motor dalam urusan parkir. Yang mana saya anggap ada pilih kasih atau diskriminasi. Tidak di mall, gedung perkantoran atau rumah sakit.
Pengalaman baru-baru ini membuat saya ingin menuliskan. Selama ini hanya terpendam dalam ingatan.
Saat itu saya hendak besuk kakak ipar yang diopname di rumah sakit yang berkelas internasional. Sudah beberapa kali saya ke sana. Selama ini lokasi parkir motor berada di seberang rumah sakit.Â
Rupanya sekarang sudah berpindah lokasi yang lumayan jauh. Sudah lelah harus berjalan kaki pula.
Sementara untuk parkir mobil semua berada di sekitar gedung atau di bawahnya. Tak perlu jauh-jauh berjalan kaki.Â
Menurut hemat saya, kondisi ini hampir berlaku secara umum. Memang masih ada juga lokasi parkir motor dan mobil di sekitar gedung. Namun bila lokasinya tidak memadai, pasti lokasi untuk parkir motor yang akan dipindahkan.
Saya katakan pilih kasih atau diskriminasi, sebab sudah ada persepsi bahwa yang menggunakan mobil pasti lebih berada daripada yang mengendarai motor. Jadi orang berada harus lebih dihargai. Sementara orang tak berada harus mengalah.
Saat pulang saya iseng ngobrol dengan saudara yang ikut membesuk. Saya mengatakan bahwa di mana-mana parkir motor lokasinya jauh, karena dianggap orang kurang mampu. Sementara yang pakai mobil parkirnya dekat-dekat karena dianggap orang kaya. Jadi perlakuannya harus istimewa.
Saya katakan,"Harusnya yang naik motor parkirnya yang dekat, karena sudah terbiasa jalan kaki. Jadi kalau pergi-pergi tidak usah jalan kaki lagi. Yang naik mobil parkirnya jauh, karena jarang jalan kaki, makanya supaya terbiasa jalan kaki."
Dalam hal pelayanan pun berlaku sama. Orang yang turun dari motor atau mobil akan mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Saya jadi ingat pengalaman sendiri. Waktu itu saya diminta untuk melayani seseorang tamu. Sebelumnya saya diwanti-wanti,"Layani yang bagus, itu bos besar loh!"Â
Waktu itu spontan muncul perasaan tidak nyaman dan membuat saya menyahut,"Apa bedanya bos sama orang biasa? Semua akan dilayani sama." Ini lagi sadar dan waras.
Dalam hal ini mungkin kita tidak suka dilayani dengan setengah hati atau perlakuan diskriminasi. Tetapi tanpa sadar kita sendiri yang berlaku diskriminasi dalam berperilaku.
Nah ini, kalau lagi tidak sadar, saya juga suka begitu.
#PembelajarandarisebuahperistiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H