Dalam setiap momen kehidupan pasti ada peristiwa-peristiwa yang menimbulkan kesan mendalam. Tidak peduli dalam waktu yang singkat atau lama.
Dalam hal kesan, tentu bisa dalam hal baik maupun buruk. Setiap kesan pasti memiliki nilai. Tergantung kita menyikapi dari sudut pandang mana.
Berkenaan dengan kesan selama menjadi kompasianer, lebih elok tentu mengambil kesan yang terbaik, sehingga dapat menjadi motivasi untuk terus berbagi. Bukannya seketika pergi karena kesan yang membuat resah hati.
Selama menjadi kompasianer sejak 22 Oktober 2009, sudah beberapa kali atau bahkan seringkali mengikuti berbagai acara. Baik yang resmi diadakan Kompasiana maupun secara pribadi.
Acara dari Kompasiana tentu yang paling ditunggu adalah Kompasianival yang diadakan setiap tahunnya. Ada juga dahulu acara 'Nangkring', buka bersama atau pelatihan menulis.Â
Pernah juga dua kali diundang mengikuti acara di Kompas TV. Tentu berkesan, karena ada bonusnya.
Yang diadakan secara pribadi misalnya undangan kopdar bersama Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina yang tinggal di Australia sewaktu datang ke Jakarta. Ini sangat spesial karena saya selalu usahakan untuk hadir.Â
Ada juga kopdar bersama dengan kompasianer dari Jerman, Mbak Tiara Aja dan Mbak Fera Nuraini yang pulang dari Hong Kong. Yang tentu juga sangat istimewa.Â
Pernah juga beberapa kompasianer kopdar dadakan secara khusus datang ke tempat kerja. Teristimewa Mas Kris yang baru pulang dari Vietnam dengan oleh-oleh kopinya yang mantab bersama tempat seduhnya.
Dalam.perjalanan menjadi kompasianer, ada yang istimewa juga bisa  menulis sebuah novel bareng Diak Fitri Yeye yang ada di Batusangkar. Sampai sekarang pun walau beliau dalam kesibukan masih saling menyapa.
Tentu masih banyak momen yang berkesan yang tak dapat saya tuliskan secara detail dan mendalam. Oh, mumpung ingat, termasuk dengan Mbak Priadarsini atau Dessy dengan tahi lalat supernya dan tinggi menjulang.Â