Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Majikan dan Asistennya

24 Agustus 2018   15:51 Diperbarui: 24 Agustus 2018   16:12 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belum lama ini pengacara kondang,  Hotman Paris Hutapea menggunggah video  tentang kekesalannya atas perilaku orang kaya yang dikatakan tidak manusiawi. Bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri di sebuah restoran ada dua wanita makan dengan lahapnya, sementara asisten rumah tangganya  hanya duduk menemani.

Melihat kejadian ini Hotman yang tergugah memesankan makanan untuk asisten rumah tangga itu, tetapi malah majikannya marah - marah.  Jadi ikut gregetan. Tetapi tunggu, ada sedikit tanya.

Benarkah tidak manusiawi? Katakanlah benar si majikan tidak memesankan makanan untuk asisten rumah tangganya, justru itu menunjukkan hal yang manusia sekali yang suka hitung - hitungan dengan logika.

Si majikan akan berpikir secara manusia yang mengandalkan logika, bukan perasaan apalagi nurani. Tentu akan berpikir, bahwa yang dilakukan adalah hal yang wajar. Di mana salahnya?

"Saya sudah memberi gaji yang cukup sekalian uang makan. Kenapa harus keluar uang lagi untuk beli makan buat dia?

Waktu saya makan, kalau dia mau makan harusnya dia belilah sendiri."

Sebenarnya apa yang terjadi bukanlah hal yang luar biasa. Sebab tidak sedikit terjadi di sekitar kita. Ada supir di tempat kerja kalau antar bos atau pimpinan pergi makan - makan mereka juga tidak diajak, cukup tunggu  di mobil. Namun ada juga yang supirnya diajak makan. Ya, beginilah dunia.

Benarkah kejadiannya seperti itu? Sebab bisa saja  apa yang terlihat belum tentu itu yang sebenarnya. Kenapa?

Bisa saja asisten rumah tangga itu sedang puasa, tidak selera dengan menu yang ada  di restoran itu atau sudah makan sebelumnya, sehingga ia tidak dipesankan makanan. Bisa saja, kan?

Namun dari kejadian ini, tentu ada sedikit catatan berharga yang bisa menjadi pembelajaran hidup menurut versi 'beginilah dunia'.

  • Sebagai manusia, jangan terlalu hanya mengandalkan logika, gunakan sedikit perasaan _ terlalu banyak menggunakan perasaan juga tidak bagus _ dan peduli dengan suara nurani. Terlalu mengandalkan logika, bisa - bisa kehilangan perasaan nantinya. Alih - alih percaya lagi dengan suara nurani.
  • Berdasarkan kebenaran yang ada, bahwa apa yang dilihat dengan mata kepala sendiri itu belum pasti adalah yang sebenarnya. Dengan demikian sebelum benar - benar jelas masalahnya, hindari untuk mengambil kesimpulan sendiri. Apalagi  menjatuhkan vonis bersalah.

||Pembelajarandarisebuahperistiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun