Belum lama ini pengacara kondang,  Hotman Paris Hutapea menggunggah video  tentang kekesalannya atas perilaku orang kaya yang dikatakan tidak manusiawi. Bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri di sebuah restoran ada dua wanita makan dengan lahapnya, sementara asisten rumah tangganya  hanya duduk menemani.
Melihat kejadian ini Hotman yang tergugah memesankan makanan untuk asisten rumah tangga itu, tetapi malah majikannya marah - marah. Â Jadi ikut gregetan. Tetapi tunggu, ada sedikit tanya.
Benarkah tidak manusiawi? Katakanlah benar si majikan tidak memesankan makanan untuk asisten rumah tangganya, justru itu menunjukkan hal yang manusia sekali yang suka hitung - hitungan dengan logika.
Si majikan akan berpikir secara manusia yang mengandalkan logika, bukan perasaan apalagi nurani. Tentu akan berpikir, bahwa yang dilakukan adalah hal yang wajar. Di mana salahnya?
"Saya sudah memberi gaji yang cukup sekalian uang makan. Kenapa harus keluar uang lagi untuk beli makan buat dia?
Waktu saya makan, kalau dia mau makan harusnya dia belilah sendiri."
Sebenarnya apa yang terjadi bukanlah hal yang luar biasa. Sebab tidak sedikit terjadi di sekitar kita. Ada supir di tempat kerja kalau antar bos atau pimpinan pergi makan - makan mereka juga tidak diajak, cukup tunggu  di mobil. Namun ada juga yang supirnya diajak makan. Ya, beginilah dunia.
Benarkah kejadiannya seperti itu? Sebab bisa saja  apa yang terlihat belum tentu itu yang sebenarnya. Kenapa?
Bisa saja asisten rumah tangga itu sedang puasa, tidak selera dengan menu yang ada  di restoran itu atau sudah makan sebelumnya, sehingga ia tidak dipesankan makanan. Bisa saja, kan?
Namun dari kejadian ini, tentu ada sedikit catatan berharga yang bisa menjadi pembelajaran hidup menurut versi 'beginilah dunia'.
- Sebagai manusia, jangan terlalu hanya mengandalkan logika, gunakan sedikit perasaan _ terlalu banyak menggunakan perasaan juga tidak bagus _ dan peduli dengan suara nurani. Terlalu mengandalkan logika, bisa - bisa kehilangan perasaan nantinya. Alih - alih percaya lagi dengan suara nurani.
- Berdasarkan kebenaran yang ada, bahwa apa yang dilihat dengan mata kepala sendiri itu belum pasti adalah yang sebenarnya. Dengan demikian sebelum benar - benar jelas masalahnya, hindari untuk mengambil kesimpulan sendiri. Apalagi  menjatuhkan vonis bersalah.
||Pembelajarandarisebuahperistiwa