Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wangi

14 Agustus 2018   07:09 Diperbarui: 14 Agustus 2018   07:33 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini saya suka dengan berbagai macam minyak wangi, dari jenis parfum, eau de parfum, eau de toilette, dan cologne. Ada yang beli, ada yang dikasih. Selain suka dengan aromanya yang menyegarkan, tentu saja supaya tubuh menjadi wangi. Efeknya juga jadi percaya diri. Jadi tidak merasa rugi.

Umumnya orang kebanyakan suka dengan aroma yang wangi. Apalagi zaman sekarang demi untuk menjaga penampilan. Karyawan-karyawan di pabrik saja waktu datang sudah pada wangi.

Begitu juga sewaktu mau pulang. Tetap tercium aroma wangi bila berpapasan. Tentu dengan berbagai jenis aroma wangi. Ada yang terasa menyegarkan, ada pula yang menyengat, selain ada aroma yang meninggalkan kesan mendalam.

Apalagi bila ke tempat umum di mall misalnya. Pasti akan tercium wangi semerbak dari berbagai jenis minyak wangi. Sebab setiap orang ingin memberikan kesan yang baik walau kepada orang yang tak dikenal dengan penampilannya.  Syukur-syukur ada yang memuji.

Demi penampilan menjadi wangi, rasa-rasanya tidak sayang uang untuk membeli dari yang puluhan ribu , ratusan bahkan sampai jutaan rupiah. Tak masalah, karena memang membutuhkan demi harga diri dan gengsi.

Untuk wangi duniawi selalu ada kerelaan. Selalu akan berusaha memenuhi. Beginilah kehidupan di dunia ini. Padahal wangi yang ada itu palsu menipu. Dalam beberapa waktu wanginya sudah tak tercium lagi.

Sebaliknya untuk hal-hal yang berbau rohani. Rasanya enggan sekali. Terutama dalam hal berderma atau berdana. Tangannya terasa berat merogoh kantung untuk memberi. Berat rasanya hati ini.

Entah tak menyadari atau tak mengerti, bahwa dalam berkebaikan berdana itu akan menghadirkan aroma wangi kehidupan yang sesungguhnya. Akibatnya dalam memberi akan banyak  kalkulasi. Tak memahami tak memberi itu sungguh merugi. Bahwa aroma wangi dalam kebajikan berderma wanginya merebak sampai mencapai  surgawi.

||Pembelajarandarisebuahperistiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun