Sebenarnya saya sangat mengharapkan Argentina yang juara Piala Dunia FIFA 2018 ini. Karena sungguh menyedihkan bagi seorang mega bintang sepak bola sekelas  Lionel Messi sepanjang karirnya mengalami nasib tidak pernah mengangkat Piala Dunia. Ya, Messi adalah idola saya dari dahulu sampai kini.
Tetapi kenyataannya, Argentina harus tumbang di babak 16 besar oleh Prancis dengan skor 3 - 4. Â Messi pun tertunduk lesu. Saya pun jadi lemas. Apa mau dikata, ini adalah kenyataan.
Setelah harapan untuk Argentina pupus, muncul harapan baru dan rasa optimis saya bahwa Inggris yang akan juara Piala Dunia kali ini. Tidak berlebihan bila melihat kiprah Inggris selama berlangsungnya Piala Dunia 2018. Sangat meyakinkan. Walau tak dipungkiri Prancis dan Belgia banyak yang menilai lebih favorit.
Kenapa Inggris? Sudah terlalu lama bagi Inggris untuk menunggu setelah juara pada 1966 yang berlangsung di rumahnya sendiri dengan kemenangan atas Jerman Barat di final dengan hasil 4 - 2. Kalau bukan saat ini, kapan lagi kesempatan yang lebih baik? Langkah sudah sampai semifinal.
Kini pasukan The Three Lions  bersama  pelatih Gareth Southgate, sangat yakin dengan pemain-pemain muda yang dibawanya ke Rusia. Rata-raya di bawah 30 tahun. Uang di atas 30 tahun hanya  Gary Cahill dan Ashley Young yang berumur 32 tahun serta Jamie Vardy (31). Bukti nyata sudah ada, Harry Kane dkk sudah melangkah sampai ke babak semifinal.
Apakah Inggris mampu melewati hadangan Kroasia menuju final untuk bertemu Prancis atau Belgia dan meraih kemenangan pada partai puncak itu?
Tentu saya tidak berani memastikan. Inggris Juara Piala Dunia FIFA 2018 itu adalah harapan saya. Yang pasti tidak semua harapan akan menjadi nyata. Ini yang harus saya sadari. Namun punya harapan tentu juga tidak salah.
Harapan menjadi nyata pastilah menyenangkan. Namun ketika harapan tidak tercapai, namanya kecewa pasti juga bolehlah. Larut dalam kekecewaan itu yang harus dicegah dengan memahami kebenaran yang ada.
Pada akhirnya apapun itu, kemenangan atau kekalahan semua akan berlalu. Melekat pada keduanya, ujung-ujungnya adalah penderitaan. Mampu menyadari hakekat kemenangan dan kekalahan lalu melepaskan, hidup akan terasa lebih nikmat tentunya. Bisa menikmati hidup apa adanya itulah sumber bahagia sesungguhnya. Sesederhana itu.
Sama halnya ketika nonton siaran langsung sepak bola Piala Dunia akan terasa nikmat dengan ditemani kopi dan cemilan kacang garing. Lebih nikmat lagi kemudian menulis dan mendapatkan hadiah.
Itu sebabnya jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda sambil berharap Inggris juara Piala Dunia dan dapat hadiah uang jutaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H