Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ibadah

27 Mei 2018   10:50 Diperbarui: 27 Mei 2018   10:54 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa sebab diri ini beribadah? Tentu karena kewajiban agama. Karena ingin berpahala dan masuk surga. Sebab kewajiban tak heran bisa sering melakukan walau dengan terpaksa. Demi mengharap keuntungan seperti para pedagang saja.

Mengapa pula walau terpaksa tetap beribadah? Sudah  pasti demi melaksanakan kewajiban yang bila ditinggalkan akan berdosa. Karena takut  masuk neraka. Ini seperti pekerja yang takut bila tidak melakukan tugas akan dapat hukuman dari atasannya.

Beribadah karena janji surga dan bila tidak beribadah akan mendapat hukuman di neraka, seperti anak-anak yang disuruh melakukan sesuatu akan mendapat hadiah, bila tidak akan mendapatkan sanksinya.

Begitulah Para Guru Suci mengatakan tentang hal ini. Tetapi sebagai insan berakal budi, haruslah tumbuh dewasa rohani ini. Pada waktunya memiliki pemahaman ibadah yang lebih tinggi.

Bahwa beribadah itu bukan semata mengharap indahnya surga dan takut akan neraka di kemudian hari. Namun semua karena  cinta Tuhan, Sang Pencipta Semesta ini. Hingga setiap sujudan ibadah mengharukan dan meneteskan air mata nurani. Hanya kerinduan dalam setiap tarikan nafas dan gerakan nadi. Cinta dan rindu yang melampaui dari segala kata yang dapat dimengerti.

||Refleksihatiuntukmenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun