Memang tiada dusta dengan kalimat magis, bahwa kesabaran akan berbuah manis. Walau harus bertahan dalam tangis, namun sebelum air mata habis, kemenangan akan terilis.
Sabar, adalah keyakinan tak pernah pudar. Dalam sabar, tiada gusar. Bertahan dari segalanya dalam tegar. Akhirnya sampai sadar, bahwa dalam sabar akan memenangkan peperangan yang terbesar.
Seringkali manusia kalah dan jatuh, sebab tak menguatkan diri untuk menempuh perjalanan jauh. Melalui hari-hari dengan mengeluh dan memiliki secuil hati yang rapuh. Akibatnya tak sampai berlabuh.
Bersabar dalam kegelapan sepanjang malam, maka pada waktunya terangnya mentari akan memberi salam.
Sabar, hidup dalam kesabaran. Bukankah itu yang sudah diajarkan? Tertulis dalam pesan-pesan sepanjang zaman. Yang paling nyata adalah puasa sejatinya adalah melatih kesabaran.
Namun seringnya terlupakan. Membutuhkan kesabaran untuk selalu mengingatkan. Tiada bosan-bosan. Ini juga melatih kesabaran. Bahwa kesabaran akan berbuah manis yang selalu menjadi kesan.
||Refleksihatiuntukmenerangidiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H