Hidup sebagai manusia pasti memiliki banyak keinginan. Adanya keinginan-keinginan itu yang membuat kehidupan bergairah untuk mencapai semua keinginan demi kepuasan. Ketika tercapai, maka akan menganggap sebagai kesuksesan dan mendatangkan kebahagiaan.
Demikian yang terpikirkan bila keinginan tercapai itulah namanya sebuah keberhasilan. Apakah tercapainya semua keinginan itu menjadi standar kesuksesan? Begitulah dunia memaknai. Bilakah manusia benar-benar merasa puas dalam hidup ini?
Sesungguhnya selama benih-benih keinginan masih selalu ada, maka tidak ada namanya merasa puas hidup di dunia. Kebenarannya bila manusia tahu batas dan arti puas sesungguhnya, maka akan menemukan kebahagiaan sejatinya.
Tanpa menyadari, bahwa hidup dengan sibuk dan memenuhi diri dengan segala keinginan akan menjadi sumber penderitaan yang tiada habis. Sebab memupuk keinginan yang tiada habisnya akan menjerat hidup manusia dalam rasa ketidakpuasan terus-menerus.
Manusia yang mengandalkan logika dan kepintaran sulit untuk menerima kebenaran, bahwa ketika mau berhenti memupuk keinginan dan tidak dalam kendali nafsu keinginan, maka akan lahir kebahagiaan.
Dikendalikan oleh keinginan dan mengendalikan keinginan tentu adalah hal yang berbeda. Ketika dikendalikan keinginan, maka manusia menjadi budaknya. Tetapi ketika manusia mengendalikan keinginan, makanya ia adalah tuan atas keinginan.
Menjadi budak dan tuan jelas berbeda. Budak adalah simbol dari keterkekangan dan penderitaan. Tuan adalah simbol kebebasan dan kebahagiaan.
||Refleksihatiuntukmenerangidiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H