Kebebasan, Kebablasan dan Kebebalan 16:43:20 | 20 Februari 2018
Ini adalah realita terkini,  zaman  kebebasan beropini atas nama demokrasi. Yang menghalangi akan dituduh melanggar hak asasi. Tak aneh bila bisa beropini seenak hati.
Realita yang tersaji, ada media yang memfasilitasi. Tak heran setiap hari opini mengalir bak air bah yang tak terbendung lagi.
Hal-hal yang benar bisa jadi salah oleh sebuah opini. Sebaliknya hal-hal yang salah bisa berubah benar oleh opini-opini. Itulah sebabnya ada yang namanya pembentukan opini.
Kebenaran opini tergantung siapa yang dinilai. Salah dan benar tergantung persepsi. Antara suka atau anti.
Sungguh ngeri dan tak sadar lagi. Atas nama kebebasan bisa beropini sesuka hati. Tak peduli walau itu menebar benci dan melukai. Yang penting beropini, apalagi ada imbalan materi. Soal kritikan atau mengingatkan, tak lagi peduli. Apalagi bicara suara hati, jauh sekali.
Bila akal budi tak memagari dalam beropini, kebebasan akan menjadi kebablasan, yang menuju kepada kebebalan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H