Uang Kembalian, Bukan Soal Jujur 07:45:12 | 20 Februari 2018
Ketika beli sesuatu saya jarang menghitung uang kembaliannya. Cukup memerhatikan saja jumlahnya. Bukan karena banyak uang, mungkin karena kebiasaan sejak lama. Â
Kalau melihat ada kejanggalan baru saya hitung kembali. Beberapa kali menemukan kembaliannya kelebihan. Pernah belanja saya kasih uang lima puluh ribu kembalinya malah tujuh puluh ribuan. Selebihnya kelebihannya antara 5 ribu sampai 20 ribuan.
Saya komplain,"Gak salah nih kembaliannya?" sambil menyerahkan uang kembalian tersebut.
Ada yang kaget, bingung, ada pula menunjukkan raut wajah tak senang. Ada yang ngotot berkata,"Udah benar, kok!"
Mereka pasti mengira saya komplain karena kembaliannya kurang. Setelah menghitung, baru sadar ternyata ada kelebihan kembalian.
Apakah karena saya orang jujur? Jangan sembarangan menuduh kawan! Jujur, bukan soal jujur ini. Yang ada di benak semata karena kasihan saja. Karena keteledoran ini nanti mereka yang harus ganti rugi sama bos.
Selanjutnya, berpikir, andaikan hal ini saya yang lakukan kesalahan ini suatu hari, apa yang pernah saya lakukan dengan mengembalikan kelebihan uang itu akan terjadi juga pada saya. Seperti karmalah namanya.
Suatu hari pernah pergi beli bahan bahar untuk motor kesayangan. Ketika saya melihat uang kembalian mencurigakan, ternyata ada kelebihan lima belas ribu.
Langsung saya tegur,"Mbak gak salah nih?" Mbaknya bingung, sampai orang yang antre di belakang kalau kembalian lebih. Rupanya ia memerhatikan. Â Mungkin mbaknya lagi putus cinta kali ya, sampai tidak fokus?
Si dede celetuk,"Ternyata papi jujur juga ya?"