Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lembut dan Keras

6 Februari 2018   13:05 Diperbarui: 7 Februari 2018   06:39 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap Tegas dan Keras dapat Melembutkan

Situasi yang kedua adalah ketika menghadapi situasi di sekitar tempat kerja yang masih di perkampungan. Setiap kali keluar-masuk pabrik harus melewati sebuah warung yang suka ada anak-anak muda kumpul termasuk yang punya warung tentunya.

Sebagai etika setiap kali melewati saya berusaha menyapa dan membunyikan klakson. Namun saya melihat sikap mereka kurang respek dan mengatakan hal yang tidak sopan. Mungkin mereka tidak tahu kalau saya sedikit banyak paham bahasa daerah yang mereka gunakan.

Setelah beberapa kali saya lihat sikap mereka tidak berubah. Akhirnya saya turun dari motor dan menghadapi mereka. Saya tanya maunya apa mereka dengan suara lantang. Padahal saya sudah bersikap  sopan, tetapi mereka malah tidak sopan. Saya diancam segala mau diteluh dan sebagainya.

Dikira saya takut. Saya tegaskan dengan gagah berani bahwa saya tidak pernah akan takut ancaman mereka. Kalau saya sudah berani merantau, pasti sudah siap menghadapi segala keadaan dan risiko.

Setelah itu baru saya bicara baik-baik, bahwa saya itu mau cari teman bukan cari musuh. Luar biasa, kemudian hari selanjutnya sikap mereka langsung berubah dan sopan setiap kali saya lewati. Malah kalau lagi ada masalah dengan lingkungan mereka yang selalu membantu.

Adakalanya perlu juga menghadapi orang yang bersikap keras dengan sikap yang lebih keras lagi pada situasi dan kondisi yang tepat. Kalau mengalah terus, lama-lama bisa diinjak pula.

Mungkin karena melihat muka saya yang culun, mereka tidak menyangka saya bisa bersikap keras dan tegas yang membuat mereka terdiam. Setelah merasa di atas angin baru bicara baik-baik sambil memberikan pengertian.

Mengalah untuk Kemudian Memenangkan Pertarungan

Yang ketiga adalah saat menghadapi rekan kerja yang berlaku kasar terhadap rekan kerja yang wanita. Pas kejadiannya di depan mata. Langsung saya tegur sikapnya.

Di luar dugaan, ia langsung emosi dan hendak memukul saya dengan frontal. Beruntung ada beberapa rekan kerja memegangi. Mukanya merah dan tenaganya luar biasa kuat. Tampak sangat emosi bak lagi kerasukan. Mereka kelabakan dan menyuruh saya pergi. Saya pikir itu pilihan terbaik. Saya keluar pabrik sementara dan tidak tahu apa yang terjadi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun