Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

99 Nikmat Terlupa

24 Januari 2018   07:27 Diperbarui: 24 Januari 2018   09:26 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:rtinews.net

99 Nikmat Terlupa 16:20:11 | 23 Januari 2018

Alkisah tentang tukang kebun istana, yang selalu ceria bersuka cita  menikmati hidupnya.

Tak kaya, namun senyuman menikmati setiap momen hidup  yang  ada.

Raja yang melihat jadi terpesona, padahal dirinya yang memiliki segala masih bermuram durja.

Raja heran dan tanda tanya, bertanyalah pada penasehat yang dipercaya.

Sang penasehat ingin membuka mata jujungannya, menunjukkan pembelajaran hidup kepada raja.

Dikirimlah  sekotak uang kepada tukang kebun istana, terkejut dan gembira tak terkira.

Tertulis 100 Dinar jumlah yang ada, dihitung-hitung ternyata 99 Dinar isinya.

Tukang kebun istana yang biasanya ceria, kini jadi gelisah dan timbul curiga.

Hitung berkali-kali jumlahnya tetap sama, satu Dinar lagi ke mana?

Di cari ke sana-sini tetap tidak ada, pikiran jadi bertanya-tanya.

99 Dinar masih dalam genggaman jadi terlupa,  sepanjang hari memikirkan 1 Dinar yang tiada, menghapus ceria yang selama ini selalu ada.

Sungguh bodoh tukang kebun istana, melupakan nikmat yang sudah ada, jadi sibuk memikirkan yang tiada.

Namun itulah gambaran kehidupan kebanyakan manusia, saya dan Anda. Hanya karena satu dua masalah stres jadinya, sekian banyak nikmat tak lagi dirasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun