Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peristiwa Kehidupan, Kitab Suci Pembelajaran

5 Desember 2017   20:23 Diperbarui: 6 Desember 2017   03:39 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk masih sedikit sadar dan terus melanjutkan perjalanan sambil pikir-pikir pembelajaran apa yang didapat.

Menghadapi orang yang ngotot bin  ngeyel, mau menang sendiri atau merasa dirinya yang benar, lebih baik tidak usah melayani. Sabar dan mengalah saja. Sebab bila ikut ngotot, ngeyel dan merasa benar juga ujung-ujungnya akan saling melukai. Apa untungnya?

Saat tiba di tempat tujuan, sebuah kantor yang nyaman, saya segera menyelesaikan urusan. Karena tidak buru-buru, saya memilih santai dulu. Apalagi tersedia kopi hangat dan alunan musik lembut. Suasana tidak ramai. Makin betah saja. Enak juga dimanfaatkan untuk menulis.

Saat duduk asik bermesraan telepon pintar, saya meletakkan HP saya di sofa. Batin mengingatkan jangan sampai ketinggalan.

Sekitar 1 jam berada di kantor tersebut dengan posisi duduk berpindah-pindah, saya pun pulang. Setelah cukup jauh dan ingat mau menelepon, saya baru sadar HP mungil yang memang khusus saya gunakan untuk menelepon tak ada lagi. Tidak salah pasti ketinggalan.

Segera saya berbalik arah. Sebenarnya ada perasaan enggan. Sempat berbalik arah. Pikiran terus menghasut. Tak usah balik lagi. Pasti sudah hilang. Lagi pula HP harganya tak seberapa.

Sebaliknya hati selalu menguatkan untuk balik kembali. Akhirnya balik lagi dan berharap HP kesayangan masih ada. Karena pulsa dan paket menelepon masih lumayan banyak.

Ternyata memang tidak sia-sia HP ada yang menemukan dan diserahkan ke bagian keamanan. Tidak sia-sia. Padahal kalau hilangpun saya sudah pasrah.

Dalam hidup ini memang yang utama adalah mau mencoba. Walau terkadang ada keraguan yang menyelimuti. Yang penting tidak boleh menyerah. Seringkali diri sendiri melemahkan. Nah, ini yang harus dilawan. Walau telah mencoba tetap ada kemungkinan gagal. Namun tidak mau mencoba pasti gagal hasilnya.

Kira-kira begitulah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun