Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petunjuk

1 April 2016   05:51 Diperbarui: 1 April 2016   09:11 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petunjuk ~ 09:41 22 Maret 2016

 

Seorang kawan bercerita 

Suatu masa mendapat tugas kerja 

Di negara yang sedang dingin udara 

Empat malam dilalui dengan menderita 

Kedinginan yang luar biasa 

 

Semua akibat dianggap pemanas yang tak bekerja 

Sudah komplain kepada pemilik rumah dengan marah-marah pula 

Setiap sore pulang kerja 

Selalu mendapat catatan bahwa pemanas sudah bekerja sebagaimana mestinya 

 

Kawan ini tambah naik darah saja 

Macam mana pula 

Orang kedinginan menderita 

Dibilang tak ada masalah apa-apa 

 

Pada hari ke lima 

Mengeceklah mereka bersama 

Di depan mata 

Kawan ini melihat sejelasnya 

Dan hawa panas terasa 

Ternyata pemanas yang dinyalakan instalasinya sudah rusak rupanya 

Padahal pemanas yang sebenarnya tampak jelas di depan mata 

Sebuah alat berupa AC yang kawan ini tahu sebagai pendingin udara 

 

Semua penderitaan yang ada 

Karena tak mengikuti petunjuk yang tersedia 

Sok tahu dan menggunakan pengertian sendiri saja 

 

Begitulah penderitaan hidup manusia 

Perang dan bencana 

Ketidakdamaian yang ada di dunia 

Tak lebih karena manusia tak mau mengikuti Petunjuk-Nya 

Hidup menuruti pengertian sendiri semaunya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun